Islam itu Bersih dan Sehat



`Dari Aisyah r.ahn, katanya: Rasul s.a.w bersabda: “ sepuluh perkara dari (peraturan-peraturan kebersihan) yang dituntut oleh agama, iaitu:
a) menggunting misai,
b) membiarkan janggut(tumbuh panjang serta mengemaskannya),
c) bersugi (membersihkan gigi),
d) menyedut air-membersihkan hidung,
e) memotong kuku,
f) membasuh buku-buku jari,
g) mencabut bulu ketiak,
h) mencukur bulu ari-ari, dan
j) beristinjak”.

Kata Mas`ab (salah seorang rawi hadis ini): “dan aku lupa akan perkara yang kesepuluh, aku fikir perkara itu) tidak lain dari berkumur-kumur..”

Jika mencermati ajaran Islam, maka kita dapat menemukan betapa seluruh ajaran Islam menuntun kita untuk hidup bersih dan sehat. Seluruh aspek kehidupan mulai dari aturan makan, tidur hingga menjaga kebersihan badan diatur dan sesuai dengan ilmu pengetahuan saat ini.

Untuk masalah makanan, sekaya apapun anda tidak semua makanan boleh dimakan. Binatang buas, anjing dan babi adalah jenis binatang yang hukumnya haram untuk dimakan. Islam juga melarang memakan bangkai (kecuali bangkai ikan) atau binatang yang tidak disembelih dan hewan yang disembelih tetapi tidak atas nama Allah. Bahkan dalam menyembelih hewanpun diatur etikanya, seperti menggunakan pisau yang tajam dan tidak boleh memotong leher hingga putus. Darah hewan yang dipotong yang memang mengandung penyakit juga haram untuk dimakan.

Mungkin anda dan saya bertanya apa bedanya antara hewan yang disembelih atas nama Allah dengan yang tidak? Apakah rasa dagingnya berbedda? Bagi saya jawabannya sederhana, iman! Seluruh perintah dan larangan Allah dalam menentukan makanan apa yang boleh dan tidak untuk dimakan, pasti ada hikmahnya. Hal ini sama seperti kalau anda membeli mobil, si produsen yang menciptakan mobil sudah menentukan spesifikasi bahan bakar apa yang boleh digunakan pada mobil ciptaannya. Misal sebuah mobil SUV seharusnya diberi bahan bakar premix, tetapi kemudian diberi bahan bakar premium. Pasti dampaknya akan mengganggu kesehatan mesin mobil tersebut. Jadi yakinlah bahawa Allah yang menciptakan kita, lebih tahu bahan bakar apa yang cocok untuk mesin kita, agar kita bisa mengambil hikmah dengan hidup sehat.

Islam juga mengajarkan untuk berpuasa satu bulan penuh dalam bulan Romadhon. Allah sebagai pencipta rupanya menginginkan kita untuk melakukan maintenance pada mesin-mesin pencernaan kita. Selain itu manfaat puasa ternyata berfungsi sebagai detoksifikasi atau mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Hikmah puasa juga sebagai latihan untuk pengendalian diri. Makan yang sebenarnya halal dilakukan, menjadi haram untuk dilakukan pada waktu tertentu. Perubahan pola makan ini juga sebagai bagian dari me-reset pola kerja tubuh. Namun seharusnya puasa tidak boleh membuat produktivitasnya menjadi turun bukan?

Selain puasa wajib pada bulan Romadhon, Islam juga menganjurkan (sunnah) untuk berpuasa Senin-Kamis setiap minggunya. Bayangkan jika kita dapat mengatur menu makanan yang sehat sesuai tuntunan, disertai puasa senin-kamis untuk detoksifikasi, InsyaAllah kita bisa hidup sehat dan bugar.

Orang Islam seharusnya adalah masyarakat yang paling bisa menjaga lingkungan hidup. Kelestarian lingkungan hidup dan alam merupakan pendukung utama ibadah orang Islam. Coba perhatikan betapa orang Islam itu sangat tergantung pada air. Air merupakan benda yang paling dibutuhkan setiap harinya. Air digunakan untuk bersuci (toharoh) baik dari hadast besar maupun hadast kecil. Sholat 5 waktu dilakukan dalam kondisi suci dari hadast besar dan kecil tersebut. Sehingga orang Islam seharusnya menjadi pelopor utama kelestarian sumber-sumber air di dunia.

Wudhu adalah kegiatan untuk menghilangkan hadast kecil dengan cara membasuh wajah, tangan dan kaki. Dianjurkan juga untuk berkumur, bersiwak (menyikat gigi), membersihkan lubang hidung, mengusap daun telinga, dan mengusap rambut. Jadi seharusnya orang Islam adalah masyarakat yang paling bersih dan memiliki wajah yang bersih bersinar karena selalu dibasuh dengan air sepanjang hari.

Orang Islam diwajibkan bangun pada waktu subuh (pagi terbit fajar) untuk sholat subuh. Setelah melaksanakan kegiatan dari pagi hingga tengah hari, maka orang Islam juga diwajibkan kembali untuk sholat Dhuhur. Pada sore hari ada sholat Ashar, menjelang petang Sholat maghrib, dan menjelang malam Sholat Isya dengan jumlah rokaat yang berbeda-beda. Ibadah sholat merupakan dilakukan dengan gerakan-gerakan yang telah ditentukan. Beberapa penelitian menjelaskan berbagai manfaat dari gerakan sholat yang berisi relaksasi, peregangan dan penekanan pada beberapa titik tubuh untuk mengaktifkan fungsi syaraf dan hormon.

Saya belum pernah mendengar suatu masyarakat di luar Islam (maaf atas kebodohan saya jika ada), yang mewajibkan untuk mandi membasuh seluruh tubuh setelah selesai berhubungan intim atau junub (catatan: keluarnya air mani bagi pria dengan cara apapun). Sehingga hukumnya mandi membersihkan diri menjadi wajib untuk bisa menjalankan ibadah dalam agama. Bahkan Orang Islam juga diwajibkan mandi setiap minggu sekali (beberapa mazhab mewajibkan mandi jumat) agar saat berkumpul di masjid, jangan sampai bau badannya mengganggu orang lain. :)

Konsep dalam Islam seperti ikhlas, sabar, tawadhuk (rendah hati), wara’ (berhati-hati terhadap hal yang subhat atau tidak jelas), pemaaf, konsep halal dan haram dalam mencapai tujuan hidup, seharusnya juga menjadi bahan utama terbentuknya jiwa yang sehat.

Waw… luar biasa betapa Islam menuntun ummatnya untuk hidup bersih dan sehat. Jika saya dan anda yang beragama Islam ternyata hidup kurang begitu sehat, coba kita periksa kembali amal ibadah kita. Mungkin kita melewatkan amalan wajib dan sunnah dalam syariat islam.

Lepas dari berbagai manfaat ajaran Islam tersebut pada hidup kita, hal yang paling utama adalah keimanan dan ketaqwaan kita dalam melaksanan perintah dan menjauhi laranganNya yang bersifat mutlak. Namun memikirkan dan meneliti manfaat dari setiap hikmah perintah dan larangan Allah seharusnya bisa lebih meningkatkan iman dan taqwa kita.

Jadi, sudahkan anda menjadi orang yang bersih dan sehat?
Disalin dgn sedikit ubahsuai dari : http://www.walibarokah.org/orang-islam-itu-bersih-dan-sehat/
READ MORE - Islam itu Bersih dan Sehat

Fenomena Hujan Dalam Al-Qur'an


أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَنزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَسَلَكَهُ يَنَابِيعَ فِي
الْأَرْضِ ثُمَّ يُخْرِجُ بِهِ زَرْعاً مُّخْتَلِفاً أَلْوَانُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ
مُصْفَرّاً ثُمَّ يَجْعَلُهُ حُطَاماً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِأُوْلِي
الْأَلْبَابِ
Apakah kamu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diatur-Nya menjadi sumber-sumber di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu Kami melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal. Az-Zumar ( 39 ) : 21

Hujan merupakan anugerah yang diberikan Allah SWT bagi kita semua makhluk di alam semesta. Tetesan air yang turun dari langit menjadi sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup. Berkat kekuasaan Sang Khalik, setiap saat miliaran liter air berpindah dari lautan menuju atmosfer lalu kembali lagi menuju daratan. Kehidupan pun bergantung pada daur air ini.

Harun Yahya dalam The Signs In The Heavens and The Earth for Men of Undrestanding menjelaskan kekuasaan Allah SWT dalam menciptakan hujan. Harun membuktikan kebenaran dan kesesuaian ayat-ayat Alquran yang menjelaskan fenomena hujan dengan sains modern. “Andai manusia mencoba mengatur daur di alam semesta, maka tak akan pernah berhasil, walaupun mengerahkan semua teknologi yang ada di bumi,” paparnya.

Tanpa harus menggunakan biaya dan teknologi, makhluk hidup di bumi bisa menikmati air melalui proses penguapan. Menurut Harun, setiap tahunnya 45 miliar liter kubik air menguap dari lautan. Air yang menguap tersebut dibawa angin melintasi daratan dalam bentuk awan. Setiap tahun 3-4 miliar liter air dibawa dari lautan menuju darat untuk dapat dinikmati dan dimanfaatkan manusia.

Untuk itulah Al-quran mengajak manusia untuk mensyukuri hujan sebagai karunia yang diberikan Allah kepada makhluk-Nya. Dalam Al-Quran surat Al-Waqiah 68-70 Sang Khalik berfirman,
أَفَرَأَيْتُمُ الْمَاء الَّذِي تَشْرَبُونَ
أَأَنتُمْ أَنزَلْتُمُوهُ مِنَ الْمُزْنِ أَمْ نَحْنُ الْمُنزِلُونَ
لَوْ نَشَاء جَعَلْنَاهُ أُجَاجاً فَلَوْلَا تَشْكُرُونَ
“Maka terangkanlah kepada-Ku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukan Kami yang menurunkannya? Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapa kamu tidak bersyukur.”

Menurut Harun, Al-Quran dalam surat Az-Zukhruf ayat 11 mendefinisikan hujan sebagai air yang dikirimkan “menurut kadar”. Dalam ayat itu Allah berfirman, “Dan yang menurunkan air langit menurut kadar (yang diperlukan).” Harun menjelaskan, firman Allah SWT itu sangat sesuai dengan hasil kajian ilmu pengetahuan modern.

Betapa tidak, hujan turun ke bumi dengan takaran yang tepat. Takaran pertama yang berhubungan dengan hujan tentulah kecepatan turunnya. Menurut Harun, benda yang berat dan ukurannya sama dengan air hujan, bila dijatuhkan dari ketinggian 1200 meter, akan mengalami percepatan terus menerus dan akan jatuh ke bumi dengan kecepatan 558 km/jam.

“Akan tetapi rata2 kecepatan jatuhnya air hujan hanyalah 8-10 km/jam,” papar Harun. Ia menjelaskan, air hujan jatuh ke bumi dengan kecepatan yang rendah, karena titik hujan memiliki bentuk khusus yang mampu meningkatkan efek gesekan atmosfer dan membantu hujan turun ke bumi dengan kecepatan yang lebih rendah.

Harun menuturkan, ”Andaikan bentuk titik hujan berbeda, atau andaikan atmosfer tak memiliki sifat gesekan, maka bumi akan menghadapi kehancuran setiap hujan turun.” Menurut dia, ketinggian minimum awan hujan adalah 1200 meter. Efek yang ditimbulkan satu tetes air hujan yang jatuh dari ketinggian tersebut sama dengan benda seberat satu kilogram yang jatuh dari ketinggian 15 cm.

“Awan hujan pun dapat ditemui pada ketinggian 10 ribu meter. Pada kasus ini, satu tetes air yang jatuh akan memiliki efek yang sama dengan benda seberat satu kilogram yang jatuh dari ketinggian 110 cm,” tutur Harun. Ia menambahkan, dalam satu detik, kira-kira 16 juta ton air menguap dari bumi.

Jumlah itu, ungkap Harun, sama dengan jumlah air yang turun ke bumi dalam satu detik. “Dalam satu tahun, diperkirakan jumlah ini akan mencapai 505x1020 ton. Air terus berputar dalam daur yang seimbang berdasarkan takaran.”

Dalam surat An-Nahl ayat 10-11 Allah SWT berfirman,
هُوَ الَّذِي أَنزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لَّكُم مِّنْهُ شَرَابٌ وَمِنْهُ
شَجَرٌ فِيهِ تُسِيمُونَ
يُنبِتُ لَكُم بِهِ الزَّرْعَ وَالزَّيْتُونَ وَالنَّخِيلَ وَالأَعْنَابَ وَمِن
كُلِّ الثَّمَرَاتِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Dialah yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan ) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan tanaman-tanaman ; zaitun, kurma, snggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.”

Yang tak kalah untuk dicermati, Al-quran menjelaskan bahwa air hujan adalah “tawar”. Dalam surat Al-Waqiah ayat 70, Allah SWT secara tak langsung Allah SWT telah menyatakan bahwa air hujan yang dinikmati umat manusia rasanya tawar.
لَوْ نَشَاء جَعَلْنَاهُ أُجَاجاً فَلَوْلَا تَشْكُرُونَ
“...Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur?”

Secara tegas dalam surat Al-Mursalat ayat 27, penjelasan tentang air tawar dijelaskan secara tegas. “...dan Kami beri minum kami dengan air yang tawar.” Tak hanya tawar, air yang diturunkan Allah SWT pun dijamin bersih. Dalam surat Al-Furqan ayat 28, Allah SWT berfirman, “...Kami turunkan dari langit air yang amat bersih.”

Ayat-ayat tersebut dapat dijelaskan kebenarannya berdasarkan sains. Menurut Harun, air hujan berasal dari 97% penguapan air laut yang asin. Lalu mengapa ketika turun ke bumi dalam bentuk air hujan menjadi tawar? Harun menuturkan, air hujan bersifat tawar karena adanya hukum fisika yang telah ditetapkan Allah.
“Berdasarkan hukum ini, dari manapun asal penguapan air, baik dari laut yang asin, dari danau yang mengandung mineral, atau dari dalam lumpur, air yang menguap tidak pernah mengandung bahan lain,“ paparnya. Harun mengungkapkan, air hujan akan jatuh ke tanah dalam keadaan murni dan bersih, sesuai ketentuan Allah yang telah dijelaskan dalam surat Al-Furqan di atas.

Kebenaran Al-Quran telah diakui para saintis barat. Prof Alfred Kroner, guru besar Departemen Geosains Universitas Mainz, Jerman, mengaku terkagum-kagum dengan isi Al-Quran yang mampu menjelaskan asal mula terbentuknya alam semesta. “Memikirkan dari mana Muhammad berasal... saya berpikir hampir tak mungkin dia telah megetahui banyak hal tentang asal mula alam semesta,“ paparnya.

Atas dasar itu, Prof Kroner juga meyakini bahwa Al-Quran yang disampaikan Nabi Muhammad SAW adalah firman yang berasal dari Tuhan. Hal senada diungkapkan Prof Yushidi Kusan, direktur Observatorium Tokyo, Jepang. Ia juga menyatakan sangat terkagum-kagum dengan apa yang dijelaskan Al-Quran tentang alam semesta.

“Saya sangat terkesan dengan fakta-fakta astronomi dalam Al-Quran yang terbukti kebenarannya. Kami, para astronom modern, baru mempelajari secuil saja tentang alam semesta,” ungkapnya. “Dengan membaca Al-Quran dan menjawab pertanyaan, saya kira, saya dapat menemukan jalan di masa depan untuk menginvestigasi alam semesta.”

Para saintis telah mempelajari beragam jenis awan. Selain itu, kalangan ilmuwan juga meneliti proses terbentuknya awan dan bagaimana hujan terjadi. Secara ilmiah, saintis memaparkan proses terjadinya hujan dimulai dari awan yang didorong angin. Awan cumulonimbus terbentuk ketika angin mendorong sejumlah awan kecil ke wilayah awan itu bergabung hingga kemudian terjadi hujan.

Tentang fenomena pembentukan awan dan hujan itu, Alquran pun menjelaskannya secara akurat. Simaklah Alquran surat Annur ayat 43. “Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagiannya), kemudian menjadikannya bertindih-tindih. Maka, kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan, seperti) gunung-gunung. Maka, ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.”

Menurut Harun Yahya, manusia baru mengetahui tahapan pembentukan hujan setelah radar cuaca ditemukan. Namun, Alquran telah menjelaskan secara detail pada 14 abad silam. Berdasarkan pengamatan radar, papar Harun, pembentukan hujan terjadi dalam tiga tahap. “Pertama, pembentukan angin; kedua, pembentukan awan; ketiga, turunnya hujan,” papar Harun.

Jauh sebelum manusia mengetahui itu, Allah SWT dalam surat Ar-Ruum ayat 48 berfirman “Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendaki-Nya tiba2 mereka menjadi gembira.”

Harun menjelaskan ayat itu sangat sesuai dengan pemantauan radar cuaca. Tahap pertama pembentukan hujan dijelaskan lewat, “Allah, Dialah yang mengirimkan angin...” tahap kedua dijelaskan dalam, “...lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal...” tahap ketiga, “...lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya.”

Sungguh Allah SWT Mahakuasa atas segala sesuatu.



Sumber : Fanspage Everything For Muslimah
READ MORE - Fenomena Hujan Dalam Al-Qur'an

Seluk Beluk Lebah Madu



Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah:"Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yanng telah dimudahkan (bagimu)". Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (QS. An-Nahl 68, 69)

Banyak orang tahu bahwa madu merupakan sumber gizi yang penting bagi tubuh manusia, namun sedikit sekali orang yang menyadari betapa mengagumkan karakteristik produsen madu itu sendiri yaitu tawon.

Sumber makanan tawon adalah nektar (minuman dari sari bunga) yang tidak mungkin didapatkan pada musim dingin. Maka dari itu tawon mencampur nektar tsb dengan sekresi khususnya sehingga menghasilkan sumber makanan baru, yaitu madu yang dapat menjadi persediaan makanan baginya untuk musim dingin yang panjang.

Yang menarik perhatian di sini adalah bahwa madu menyimpan persediaan madu jauh lebih banyak dari yang sebenarnya ia butuhkan. Sudah pasti pertanyaan yang muncul adalah mengapa tawon tidak bosan/berhenti dari aktifitas produksi yang berlebihan ini, karena jelas bagi tawon untuk membuang waktu dan tenaga. Jawaban atas pertanyaan ini terletak pada wahyu ilahi yang diterima oleh tawon,
sebagaimana disebutkan pada ayat Qur'an di atas.

Tawon memproduksi madu tidak hanya untuk dirinya saja namun juga bagi manusia. Oleh karenanya, seperti beberapa hewan di muka bumi, tawon juga diciptakan demi khidmat kepada manusia. Sebagaimana ayam bertelor setiap hari meskipun ayam tidak membutuhkan atau sapi yang menghasilkan susu dalam jumlah besar jauh yang dibutuhkan oleh anaknya.

Organisasi kawanan tawon yang sempurna

Kehidupan kawanan tawon dalam sarangnya dan kegiatan produksi madu mempunyai detail yang luar biasa. Tanpa membahas lebih jauh, marilah kita lebih mengenal sifat dan karakteristik "kehidupan sosial" tawon. Tawon memiliki "tugas" banyak yang harus dikerjakan yang mana semuanya diatasi dengan organisasi yang prima.

Pengaturan kelembaban dan ventilasi udara

Kelembaban sarang tawon yang menjadikan madu berkualitas dan terlindungi harus dipertahankan dalam batas tertentu sepanjang waktu.
Sedikit berubah tingkat kelembaban menjadi di atas atau di bawah limit, akan dapat merusak kualitas gizi dan hilang proteksinya. Demikian pula, temperatur sarang tawon harus 32°C selama 10 bulan. Untuk menjaga agar konstan tingkat temperatur dan kelembaban dalam batas-batas tertentu ini, "kelompok ventilasi" tawon ditunjuk untuk melaksanakan tugas penting ini.

Selama musim panas, sangatlah mudah kita dapat mengamati bagaimana tawon memberikan ventilasi sarangnya. Pintu sarang tawon dipadati oleh tawon. Dengan bertahan hinggap di lantai kayu, tawon mengipasi sarangnya dengan menggunakan sayapnya. Dalam suatu standar sarang tawon, udara yang masuk dari satu sisi dipaksa untuk keluar dari sisi lain. Tawon ventilator tambahan juga bekerja menyebarkan arus udara di sekitarnya.

Sistim ventilasi yang sama dipakai untuk menjagai sarang tawon dari bahaya asap dan polusi udara.

Sistim kesehatan

Usaha tawon untuk menjaga kualitas madu tidak hanya dibatasi pada pengaturan kelembaban dan penkondisian udara saja. Sistim kesehatan yang mengagumkan juga terjadi di sarang tawon untuk menghindari kejadian apapun yang mengkin dapat menghasilkan sumber lahirnya bakteri. Prinsip dasar sistim kesehatan ini adalah untuk menghindari barang asing yang dapat masuk dalam sarang tawon. Karena itu selalu ada dua pengawal di depan pintu masuk sarang. Jika ada barang asing ataupun serangga yang akan memasuki sarang tawon meskipun sudah ada usaha preventif ini, maka semua tawon awas sekali dan mengeluarkannya dari sarangnya.

Untuk barang asing lebih besar yang tidak dapat dibawa keluar sarangnya, mekanisme preventif yang lain dimulai. Untuk keadaan yang demikian ini tawon menghasilkan sesuatu yang disebut "propolis (damar tawon)". Tawon membentuk propolis yang mengumpulkan damar dari pepohonan seperti pohon cemara, poplar, akasia; kemudian menggabungkan ini dengan sekresi khususnya. Kelebihan yang mendasar dari propolis adalah kemampuannya untuk tidak melindungi bakteri di dalamnya. Substansi seperti ini dibungkus dengan propolis setebal 1.5 mm, sehingga terisolasi dari sarang tawon.

Damar tawon yang sama digunakan untuk menambal sarang yang pecah. Damar bereaksi dengan udara dan membentuk permukaan yang keras setelah mengering dalam waktu yang sangat pendek.

Jelas sekali kita dapat menyadari bahwa sistim yang diimplementasikan oleh tawon untuk menjaga sarangnya memerlukan kesadaran dan intelejensi yang tinggi. Yang lebih menarik adalah cairan damar yang dikeluarkan oleh tawon untuk perlindungan dari bakteria. Meskipun kita bisa menganggap bahwa tawon mengeluarkan cairan ini "secara sadar" untuk membungkus partikel asing, namun bagaimana mungkin menyediakan penjelasan atas pertanyaan berikut: 'bagaimana tawon menambahkan kualitas anti-bakteri ke cairan yang dikeluarkan oleh tubuhnya'. Apakah manusia, -yang sudah pasti lebih intelijen dari tawon- memiliki kemampuan untuk memberikan kualitas anti-bakteri ke dalam sekresi tubuh manusia sendiri?

Dan Kami tundukkan binatang-binatang itu untuk mereka; maka sebahagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebahagiannya mereka makan. Dan mereka memperoleh padanya manfaat-manfaat dan minuman.Maka mengapakah mereka tidak bersyukur? (QS. Yaasiin 72, 73)

Sumber : Harun Yahya
READ MORE - Seluk Beluk Lebah Madu

Silih Bergantinya Musim



Musim merupakan hasil sebuah fakta bahwasanya bumi tidak berputar terhadap porosnya pada kecepatan yang sama dengan kecepatan yang diperlukan bumi untuk berevolusi terhadap matahari. Ini, tentu saja, merupakan perwujudan dari keteraturan yang sempurna yang diciptakan oleh Allah SWT. Apabila Allah SWT berkehendak, musim dingin dapat saja berlangsung selama 365 hari dalam setahun, namun dalam kondisi seperti itu, kita tidak akan menemukan bentuk kehidupan yang lain. Dengan menciptakan empat musim, Allah SWT menganugerahkan kepada umat manusia berbagai macam bentuk keberkahan dari-Nya.

Allah SWT telah menciptakan musim sepanjang sejarah manusia, sejak dahulu hingga sekarang. Dan hingga saat ini Allah SWT masih terus menciptakannya. Semua orang mengharapkan musim panas setelah musim semi, dan tak seorangpun ragu atas hal tersebut, dan sudah sepatutnya datang musim panas setelah musim semi. Namun, jika Allah SWT berkehendak lain, mungkin saja tidak pernah ada musim panas di bumi. Fakta tersebut dimaksudkan agar orang-orang yang hidup berdasarkan Al-Qur'an harus mencerminkan rasa syukur yang mendalam atas keberkahan yang telah Allah SWT anugerahkan tersebut.

Setiap musim memiliki banyak keberkahannya sendiri-sendiri. Keberkahan musim panas adalah bunga yang bermekaran, buah-buahan dengan warna yang segar dan menggiurkan, kehangatan sinar matahari serta keindahan laut. Allah SWT menganugerahkan rahmat-Nya kepada kita dengan menjamin keberlangsungan keberkahan yang Allah SWT anugerahkan tersebut. Dalam salah satu ayat Al-Qur’an, Allah berfirman :

“Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, kapal yang berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat bagi manusia, apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu dengan itu dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering), dan Dia tebarkan di dalamnya bermacam-macam binatang, dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, (semua itu) sungguh merupakan tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang mengerti.” (Al Baqarah (2) : 164)

Sumber : Harun Yahya
READ MORE - Silih Bergantinya Musim

Makhluk Hidup Tiruan ?


Berita terbaru mengenai dua orang ilmuwan yang telah memutuskan untuk melakukan percobaan dalam rangka membuat sejenis bakteri baru telah menarik perhatian luas sejumlah media masa. J. Craig Venter, ilmuwan gen terkenal dan Hamilton O. Smith, penerima hadiah Nobel, berada di balik proyek ini. Apa yang sedang mereka upayakan adalah:

… untuk menciptakan organisme bersel tunggal, sebagiannya buatan manusia, yang memiliki gen berjumlah paling sedikit dan sekedar cukup untuk melangsungkan kehidupan. Jika percobaan tersebut berhasil, maka sel mikroskopis buatan manusia ini akan mulai makan dan membelah diri untuk membentuk sebuah populasi sel tertentu yang tidak sama dengan yang sebelumnya diketahui pernah ada. 1

Sejumlah orang cenderung meyakini “kehidupan yang diciptakan” dalam laboratorium ini sebagai satu bukti yang mendukung teori evolusi. Tidak ada yang nampak semakin nyata kecuali kebenaran itu sendiri. Bahkan kenyataannya, jika para ilmuwan ini, atau pun yang lain, berhasil membuat suatu makhluk hidup, mereka hanya akan mengukuhkan pembuktian mendasar yang mendukung penciptaan – pembuktian yang menyimpulkan bahwa kehidupan hanya mungkin terjadi melalui perancangan cerdas.

Untuk memahami hal ini, seseorang perlu mengetahui apa arti dari dua teori tentang asal-usul kehidupan, yakni evolusi dan penciptaan:

1) Teori evolusi Darwin berpendapat bahwa kehidupan di bumi adalah hasil dari hukum-hukum alam dan peristiwa kebetulan acak belaka. Teori ini menolak sama sekali keberadaan proses yang dirancang dan dikendalikan secara sengaja dalam penjelasan tentang asal-usul kehidupan.

2) Penciptaan berpendapat bahwa kehidupan di bumi bukanlah hasil dari hukum-hukum alam dan peristiwa kebetulan acak semata – keduanya tidak memiliki kekuatan untuk memunculkan kehidupan. Pencipta Maha Cerdas pastilah telah merancang kehidupan ini.
Jika terdapat bukti yang mendukung evolusi yang didapatkan melalui percobaan atau pengamatan, maka bukti ini haruslah memperlihatkan kemunculan makhluk hidup dari benda tak hidup melalui proses yang tanpa perancangan. Dengan kata lain, para ilmuwan harus dapat mengamati bahwa sebuah makhluk hidup harus dapat muncul dengan sendirinya dari benda-benda tak hidup. Pengamatan semacam ini tidak pernah terjadi dan, pada kenyataannya, sejarah ilmu pengetahuan abad ke-20 menunjukkan hal ini sebagai sesuatu yang benar-benar mustahil.

Jurang pemisah antara benda hidup dan benda tak hidup sangatlah lebar sehingga keduanya hanya dapat dihubungkan oleh keberadaan Sang Perancang Yang Maha Cerdas. Sebagaimana jurang pemisah antara sebongkah batu dan sebuah patung karya Michelangelo yang hanya dapat dihubungkan oleh keahlian memahat yang cerdas – dan bukan karena penyebab-penyebab alami seperti hujan, angin ataupun gempa bumi.

Jadi, apa yang akan terjadi ketika para ilmuwan – jika mereka memang benar-benar mampu – berhasil membuat spesies mikroba baru dengan kerja mereka yang tekun dan teliti? Jawabannya telah jelas: Mereka akan mengukuhkan teori perancangan cerdas dengan memperlihatkan melalui percobaan mereka bahwa kehidupan dapat muncul hanya melalui informasi tertentu yang sangat teliti dan kompleks.

Nyatanya, apa yang sedang diupayakan Craig Venter dan Hamilton Smith adalah jauh lebih sederhana dari apa yang seharusnya terjadi dalam evolusi, yakni pembentukan kehidupan melalui peristiwa tanpa sengaja atau kebetulan. Kedua ilmuwan ini tidak berusaha membentuk protein dari asam-asam amino atau membuat gen dari asam-asam inti (asam nukleat); mereka hanya akan menggunakan protein dan gen yang telah ada sebelumnya dari sel hidup. Mereka tidak memulai dari molekul-molekul kecil pembentuk kehidupan yang dapat ditemukan di alam; tetapi mereka memulai dari makromolekul kompleks yang telah terbentuk yang tidak akan pernah mampu dibuat dengan menggunakan molekul-molekul kecil pembentuk kehidupan tersebut melalui peristiwa alam. Dengan kata lain, mereka tidak sedang berusaha membangun sebuah rumah dari batu bata; mereka hanya berupaya membuat sedikit perubahan pada struktur atau bentuk sebuah rumah yang telah ada sebelumnya. Sebuah laporan dari MSNBC menyebutkan:

SINGKATNYA, apa yang ingin dicapai oleh Venter dan Smith adalah untuk menciptakan mikroba yang sangat sederhana. Sejumlah virus hanya memiliki 400 atau 500 gen. Venter dan Smith hendak membuang gen-gen ini dari makhluk yang sangat kecil tersebut, lalu membuat satu set gen baru untuk dimasukkan ke dalamnya dan kemudian melihat apakah informasi baru (yang dikodekan dalam gen buatan ini) akan menjadikan mikroba tersebut hidup. 2

Pekerjaan mudah ini – jika dibandingkan dengan asal-usul kehidupan itu sendiri – ternyata memerlukan informasi dan perancangan yang besar. Proyek ini didasarkan pada informasi ilmiah yang telah didapatkan ilmu pengetahuan modern sejak berabad-abad yang lalu, ditambah dengan tingkat penguasaan teknologi kita yang telah maju. Kendatipun demikian, ini masihlah merupakan pekerjaan yang sangat rumit sehingga proyek ini didanai sebesar 3 juta dolar, dan sumbangan selama tiga tahun dari Departemen Energi.

Begitulah, penelitian dalam rangka menciptakan makhluk hidup tiruan, sebagaimana perkembangan-perkembangan ilmiah lainnya di masa kini, mengukuhkan fakta bahw kehidupan di bumi bukanlah hasil dari beragam penyebab alamiah acak belaka. Seluruh kehidupan atau makhluk hidup, termasuk kita, adalah karya cipta sempurna sang Pencipta, yang memiliki kekuasaan dan hikmah untuk menciptakan segala yang ada.

Sumber : Harun Yahya
READ MORE - Makhluk Hidup Tiruan ?

SAINTIS USA MENGKAJI KEJADIAN MEMBELAH LAUT



BOULDER, Amerika Syarikat (AS) – Saintis-saintis di AS membuktikan kebenaran kisah Nabi Musa membelah laut seperti yang diceritakan dalam kitab suci al-Quran dan Injil, lapor sebuah akhbar semalam.

Satu kajian oleh sepasukan penyelidik yang diketuai saintis Carl Drews dari Pusat Penyelidikan Atmosfera Nasional di sini, mendapati fenomena itu tidak bercanggah dengan hukum fizik.

Kitab al-Quran menceritakan bahawa Nabi Musa membelah laut dengan menghentakkan tongkatnya ke tanah semasa baginda dan kaum Bani Israel terperangkap di antara pasukan tentera Firaun yang sedang mara dan laut di hadapan mereka.

Kumpulan saintis itu yang mengkaji beberapa peta kuno Delta Sungai Nil mendapati laut terbelah itu merujuk kepada sebuah lagun yang kini dikenali sebagai Tasik Tanis di selatan Laut Mediterranean dekat Laut Merah dan satu cawangan Sungai Nil.

Kini, dengan menggunakan simulasi komputer, saintis-saintis itu menunjukkan bahawa laut berkenaan terbelah dua melalui proses tiupan angin kencang yang dikenali sebagai angin timur bertiup selaju 100.8 kilometer sejam (km/j) selama 12 jam menyebabkan aliran air sungai dan lagun itu berpusing balik lalu membentuk seperti dinding air.

Satu model lautan komputer kemudian digunakan sebagai simulasi bagi melihat kesan angin yang bertiup semalamam ke atas air sedalam beberapa meter itu.

Selama empat jam, tiupan angin tersebut menghasilkan jambatan darat sepanjang 3.2 kilometer (km) dan selebar 4.8km.

Sejurus selepas angin timur reda, air lagun dan sungai itu kembali mengalir ke tempat asal seperti ombak tsunami.

Hasil kajian saintis berkenaan disiarkan di Internet oleh Jurnal Public Library of Science ONE. – Agensi

Gambar : LAKARAN artis menunjukkan angin kuat dari timur telah menyebabkan air lagun (kiri) dan sungai (kanan) ‘berpusing’ dan membentuk dinding air dekat Laut Merah.

Sumber : http://zharifalimin.blogspot.com/2010/11/saintis-usa-buktikan-nabi-musa-membelah.html
READ MORE - SAINTIS USA MENGKAJI KEJADIAN MEMBELAH LAUT

Kisah Anwar dan Burung Kecil



Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu. (QS. al-Mulk, 67:19)

Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang diangkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman. (QS. an-Nahl, 16:79)

Ketika Anwar sedang berjalan pulang dari sekolah, hujan mulai turun sangat lebat. Setelah makan malam, sebelum memulai pekerjaan rumahnya, dia bertanya kepada ibunya apakah dia boleh melihat hujan dulu sebentar. Ibu bilang bahwa Anwar boleh melihatnya sebentar saja. Anwar melihat ke jendela dan mulai memperhatikan hujan yang turun di luar. Ada orang berjalan di jalanan dengan memakai payung, dan yang tidak mempunyai payung merapatkan diri mereka ke bangunan. Tak lama kemudian, gumpalan hujan mulai terbentuk di mana-mana. Mobil yang lewat memuncratkan air ke sisi jalan dan orang berlarian dari pemberhentian agar tidak kebasahan. Anwar berpikir betapa menyenangkannya berada di dalam rumah dan dia harus lebih bersyukur kepada Allah Yang telah memberinya makanan dan rumah yang hangat untuk tinggal. Pada saat itu juga, seekor burung jelatik hinggap di bingkai jendela. Anwar berpikir bahwa burung malang itu pasti sedang mencari tempat berteduh dari hujan, dan dia segera membuka jendela.
“Hai, namaku Anwar,” katanya. “Kamu boleh masuk kalau kamu mau.”
“Terima kasih, Anwar,” kata sang burung kecil. “Aku ingin menunggu di dalam sampai hujan reda.”
“Kamu pasti kedinginan di luar sana,” Anwar ikut merasakan “Aku belum pernah melihat burung sedekat ini sebelumnya. Lihat betapa tipisnya kakimu! Bagaimana kakimu dapat menahan badanmu hingga tegak?”
“Kamu benar, Anwar,” sang jelatik setuju. “Kami burung memiliki kaki yang tipis dibanding tubuh kami. Namun, biarpun demikian, kaki-kaki tersebut mampu menahan tubuh kami dengan sangat mudah. Ada banyak otot, pembuluh darah dan syaraf didalamnya. Bila kaki kami lebih tipis atau lebih tebal lagi, akan sulit bagi kami untuk terbang.”
“Terbang pasti rasanya sangat menakjubkan,” pikir Anwar. “sayapmu terlalu tipis, juga, namun kalian masih dapat terbang dengannya. Jadi, bagaimana kamu dapat terbang sedemikian jauhnya tanpa merasa lelah?”
“Saat pertama kali kami terbang, kami menggunakan banyak sekali tenaga karena kami harus mendukung berat badan kami pada sayap kami yang tipis,” mulai sang jelatik. “Namun begitu kami di udara, kami menjadi santai dengan mebiarkan tubuh kami terbawa angin. Jadi, karena kami menghabiskan lebih sedikit tenaga dengan cara ini, kami tidak menjadi lelah. Saat angin berhenti bertiup, kami mulai mengepakkan sayap kami lagi. Karena kelebihan yang telah Allah ciptakan untuk kami, kami dapat terbang dalam jarak yang sangat jauh.”

Anwar kemudian bertanya, “Bagaimana kamu dapat melihat sekelilingmu saat sedang terbang?”
Sang jelatik menjelaskan: “Organ indera terbaik kami adalah mata kami. Selain memberikan kemampuan untuk terbang, Allah juga memberikan kami indera penglihatan yang sangat hebat. Jika kami tidak memiliki indera penglihatan bersamaan dengan kemampuan ajaib kami untuk bisa terbang, hal itu sangatlah berbahaya bagi kami. Kami dapat melihat benda yang sangat jauh dengan lebih jelas daripada manusia, dan kami memiliki jangkauan penglihatan yang luas. jadi begitu kami melihat bahaya di depan, kami dapat menyesuaikan arah dan kecepatan terbang kami. Kami tidak dapat memutar mata kami seperti manusia karena mata kami diletakkan pada pencengkramnya. namun kami dapat menggerakkan kepala kami berputar dengan cepat untuk memperluas wilayah penglihatan kami.”
Anwar mengerti: “Jadi, itulah mengapa burung selalu menggerakkan kepala mereka: untuk melihat ke sekeliling mereka. Apakah semua mata burung seperti itu?”
“Burung hantu dan burung-burung malam hari lainnya memiliki mata yang sangat lebar,” sang jelatik melanjutkan. “Berkat sel khusus dalam mata mereka, mereka dapat melihat dalam keremangan. Karenanya, burung hantu dapat melihat dengan sangat baik untuk berburu di malam hari. Ada juga jenis burung yang disebut burung air; Allah menciptakan mereka agar mereka dapt melihat dengan sangat baik di dalam air. Mereka mencelupkan kepala mereka ke dalam air dan menangkap serangga atau ikan. Allah menciptakan kemampuan ini dalam burung-burung ini agar mereka dapat melihat dengan jelas di dalam air dan menangkap mangsa mereka.”
“Tidak semua paruh burung sama, nampaknya. Mengapa demikian?” Anwar bertanya.
“Allah menciptakan berbagai jenis paruh yang berbeda untuk burung yang berbeda untuk melakukan pekerjaan yang berbeda,” demikian jawabannya. “Paruh kamu sesuai dengan sempurna terhadap lingkungan di mana kami tinggal. Ulat dan cacing sangat lezat bagi kami para burung pemangsa serangga. dengan paruh kami yang tipis dan tajam, kami dapat dengan mudah mengambil ulat dan cacing dari bawah daun pohon. Burung pemakan ikan biasanya memiliki paruh yang panjang dengan bentuk seperti sendok pada ujungnya untuk menangkap ikan dengan mudah. Dan burung yang makan dari tumbuhan memiliki paruh yang membuat mereka dapat makan dengan mudah dari jenis tumbuhan yang mereka sukai. Allah telah menyediakan dengan sempurna untuk setiap makhluk di Bumi dengan memberikannya kemampuan yang dia butuhkan.”
Anwar punya pertanyaan lain untuk sang jelatik: “Kamu tidak mempunyai telinga seperti yang aku punya, namun kamu masih dapat mendengarkan aku dengan sangat baik. Bagaimana bisa?”
“Indera pendengaran sangatlah penting bagi kami para burung. Kami menggunakannya untuk berburu dan saling memperingatkan akan adanya kemungkinan bahaya sehingga kami dapat melindungi diri kami. Sebagian burung memiliki gendang pendengaran yang membuat mereka mampu mendengar suara yang paling kecil. Pendengaran burung hantu sangat peka akan suara. Burung Hantu dapat mendengar tingkat suara yang tidak dapat didengar manusia,” sang jelatik memberitahukannya.
Anwar kemudian bertanya: “Kalian para burung berkicau dengan sangat merdu. Aku senang mendengarkan kalian. Untuk apa kalian menggunakan suara kalian?”

Sang burung mengangguk: “Sebagian dari kami memiliki kicauan yang berbeda untuk mengusir musuh kami. Terkadang kami membuat sarang kami di dalam lubang pada batang pohon, dan ketika musuh mencoba masuk, kami mendesis layaknya ular. Penyusup tersebut berpikir bahwa ada ular di dalam sarang itu, sehingga kami dapat melindungi sarang kami.”
“Apa lagi yang kalian lakukan untuk melindungi sarang kalian dari musuh?” Anwar ingin tahu.
“Kami membangun banyak sarang tipuan untuk menyesatkan musuh kami,” kata sang burung. “Dengan cara ini kami membuat para penyusup tersesat dan melindungi sarang dan telur kami yang telah kami sembunyikan di daerah tersebut. Untuk melindungi sarang kami dari ular berbisa, kami menutupi jalan masuk dan membuatnya sangat berliku-liku. Kewaspadaan lainnya adalah membangun sarang pada pohon yang cabangnya berduri.”
“Bagaimanakah sebagian burung dapat berenang dalam air? dan mengapa tidak semua burung dapat berenang?” Anwar bertanya pada temannya.
Sang jelatik menjawab: “Allah telah menciptakan sebagian dari kami dengan kemampuan untuk berenang. Dia telah memberikan mereka kaki berselaput jala agar mereka mampu berenang saat masuk ke dalam air. Sebagian lain dari kami memiliki jari tipis tanpa jala. jadi, selain burung air, burung tak dapat berenang.”
“Sama seperti sepatu renang!” Anwar berseru. “Saat aku berenang dengan memakai sepatu renang, aku dapat berenang dengan jauh lebih cepat.”
“Ada beberapa burung yang telah memiliki sepatu renang ini sejak lahir,” kata sang burung.
Saat Anwar dan sang burung sedang berbincang-bincang, ibunya menyuruh Anwar untuk masuk ke kamarnya dan mengerjakan pekerjaan rumahnya. Pada saat bersamaan, hujan pun telah reda.
Anwar berkata pada temannya: “Sekarang aku harus masuk ke kamarku dan mengerjakan pekerjaan rumahku. Besok aku akan bercerita kepada teman-temanku tentang kemampuan istimewamu, dan bagaimana Allah telah menciptakan kamu dan makhluk lainnya melalui karya seni kreatif yang sedemikian sempurna.”
“Hujan telah reda, jadi aku dapat kembali ke sarangku,” jawab sang jelatik. “Terima kasih telah membawa aku masuk, Anwar. Saat kau menceritakan temanmu tentang kami, Bisakah kamu sampaikan juga kepada mereka untuk peduli kepada kami dan jangan melemparkan batu kepada kami atau kepada makhluk lainnya?”
“Ya, tentu saja aku akan menyampaikannya kepada mereka,” Anwar setuju. “Semoga Allah melindungimu.”
Anwar membuka jendela dan sang burung segera terbang, melayang menembus udara. Anwar memikirkan kesempurnaan dalam ciptaan Allah dan duduk mengerjakan pekerjaan rumahnya.

Sumber : Harun Yahya
READ MORE - Kisah Anwar dan Burung Kecil

Gunung, Ciptaan Maha Besar Allah SWT

“And We placed within the earth firmly set mountains, lest it should shift with them, and We made therein [mountain] passes [as] roads that they might be guided.” (QS Al-Anbiya’ : 31)
“Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.” (QS Al-Anbiya’ : 31)
Al Qur’an mengarahkan perhatian kita pada fungsi geologis penting dari gunung. Dan sebagaimana terlihat, dinyatakan dalam ayat tersebut bahwa gunung-gunung berfungsi mencegah goncangan di permukaan bumi.
Dalam sains modern, gunung merupakan bagian dari kerak bumi yang sangat tebal yang dihasilkan dari berbagai macam proses. Dalam kajian ilmiah ada dua hipotesis utama yang menjelaskan tentang formasi dan pembentukan gunung. Pertama, tektonik secara vertikal, hipotesis ini menyatakan gerakan vertikal lebih banyak terjadi pada kerak bumi. Kedua, tektonik secara horisontal, hipotesis ini menjelaskan bahwa sebagian besar gerakan tanah yang menyebabkan pembentukan gunung bersifat horisontal dan secara langsung berhubungan dengan lempengan tektonik dan apungan benua (drifting continent).
Kemudian gunung-gunung muncul sebagai hasil pergerakan dan tumbukan dari lempengan-lempengan raksasa yang membentuk kerak bumi. Ketika dua lempengan bertumbukan, lempengan yang lebih kuat menyelip di bawah lempengan yang satunya, sementara yang di atas melipat dan membentuk dataran tinggi dan gunung. Lapisan bawah bergerak di bawah permukaan dan membentuk perpanjangan yang dalam ke bawah. Ini berarti gunung mempunyai bagian yang menghujam jauh ke bawah yang tak kalah besarnya dengan yang tampak di permukaan bumi.
Kemudian gunung-gunung muncul sebagai hasil pergerakan dan tumbukan dari lempengan-lempengan raksasa yang membentuk kerak bumi. Ketika dua lempengan bertumbukan, lempengan yang lebih kuat menyelip di bawah lempengan yang satunya, sementara yang di atas melipat dan membentuk dataran tinggi dan gunung. Lapisan bawah bergerak di bawah permukaan dan membentuk perpanjangan yang dalam ke bawah. Ini berarti gunung mempunyai bagian yang menghujam jauh ke bawah yang tak kalah besarnya dengan yang tampak di permukaan bumi.
Dalam tulisan ilmiah, struktur gunung digambarkan sebagai berikut:
Pada bagian benua yang lebih tebal, seperti pada jajaran pegunungan, kerak bumi akan terbenam lebih dalam ke dalam lapisan magma. (General Science, Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 305)
Gunung sebagai Pasak Bumi
“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan gunung-gunung sebagai pasak?” (QS An-Naba’ : 6-7)
Sebuah buku berjudul Earth adalah buku pegangan rujukan di banyak universitas di seluruh dunia. Salah seorang pengarangnya adalah Profesor Emeritus Frank Press. Ia adalah Penasehat Ilmu Pengetahuan dari mantan Presiden Amerika Jimmy Carter dan selama 12 tahun menjadi presiden dari National Academy of Sciences, Washington, DC. Buku tersebut menyatakan bahwa gunung-gunung mempunyai akar di bawah mereka. Akar ini menghunjam dalam, sehingga seolah gunung-gunung mempunyai bentuk bagaikan pasak.
Ilmu bumi moderen telah membuktikan bahwa gunung-gunung memiliki akar di dalam tanah dan akar ini dapat mencapai kedalaman yang berlipat dari ketinggian mereka di atas permukaan tanah. Jadi, kata yang paling tepat untuk menggambarkan gunung-gunung berdasarkan informasi ini adalah kata “pasak” karena bagian terbesar dari sebuah pasak tersembunyi di dalam tanah. Pengetahuan semacam ini, tentang gunung-gunung yang memiliki akar yang dalam, baru diperkenalkan di paruh kedua dari abad ke-19.
Dengan kata lain, gunung-gunung menggenggam lempengan-lempengan kerak bumi dengan memanjang ke atas dan ke bawah permukaan bumi pada titik-titik pertemuan lempengan-lempengan ini. Dengan cara ini, mereka memancangkan kerak bumi dan mencegahnya dari terombang-ambing di atas lapisan magma atau di antara lempengan-lempengannya. Singkatnya, kita dapat menyamakan gunung dengan paku yang menjadikan lembaran-lembaran kayu tetap menyatu.
Fungsi pemancangan dari gunung dijelaskan dalam tulisan ilmiah dengan istilah “isostasi”. Isostasi bermakna sebagai berikut:
Isostasi: kesetimbangan dalam kerak bumi yang terjaga oleh aliran materi bebatuan di bawah permukaan akibat tekanan gravitasi. (Webster’s New Twentieth Century Dictionary, 2. edition “Isostasy”, New York, s. 975)

Plate Tectonics
Dalam kajian ilmiah gunung hanyalah sebuah landform yang sangat tinggi yang terbentuk dari lempengan-lempengan tektonik, namun quran dalam menjelaskan tentang gunung memiliki pandangan yang berbeda, quran mengungkapkan bahwa gunung sebagai stabilisator bumi yang menjaga agar bumi tidak bergerak dan bergeser, sehingga quran menyatakan bahwa gunung sebagai pasak bumi yang menjulang dari atas hingga kebawah (kerak bumi).
Pergerakan Gunung – Continental Drift
QS. An-Naml, ayat 88 :
“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal dia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Dalam ayat tersebut, kita diberitahu bahwa gunung-gunung tidaklah diam sebagaimana yang tampak, akan tetapi mereka terus-menerus bergerak.

Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.
Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.

Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.
Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di Bumi.
Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut: Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 30)

Earth Structure
Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah “continental drift” atau “gerakan mengapung dari benua” untuk gerakan ini. (National Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13)
Mount Everest
“Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.” (QS Al-Anbiya’ : 31)
Maha Benar Engkau Ya Allah…

Sumber : http://onerauf.wordpress.com/2010/10/08/fungsi-pergerakan-gunung-dalam-al-quran/
READ MORE - Gunung, Ciptaan Maha Besar Allah SWT

Fungsi Gunung Sebagai Pasak



Al Qur’an mengarahkan perhatian kita pada fungsi geologis penting dari gunung.
"Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka..." (Al Qur'an, 21:31)
Sebagaimana terlihat, dinyatakan dalam ayat tersebut bahwa gunung-gunung berfungsi mencegah goncangan di permukaan bumi.
Kenyataan ini tidaklah diketahui oleh siapapun di masa ketika Al Qur’an diturunkan. Nyatanya, hal ini baru saja terungkap sebagai hasil penemuan geologi modern.
Menurut penemuan ini, gunung-gunung muncul sebagai hasil pergerakan dan tumbukan dari lempengan-lempengan raksasa yang membentuk kerak bumi. Ketika dua lempengan bertumbukan, lempengan yang lebih kuat menyelip di bawah lempengan yang satunya, sementara yang di atas melipat dan membentuk dataran tinggi dan gunung. Lapisan bawah bergerak di bawah permukaan dan membentuk perpanjangan yang dalam ke bawah. Ini berarti gunung mempunyai bagian yang menghujam jauh ke bawah yang tak kalah besarnya dengan yang tampak di permukaan bumi.

Dalam tulisan ilmiah, struktur gunung digambarkan sebagai berikut:
Pada bagian benua yang lebih tebal, seperti pada jajaran pegunungan, kerak bumi akan terbenam lebih dalam ke dalam lapisan magma. (General Science, Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 305)
Dalam sebuah ayat, peran gunung seperti ini diungkapkan melalui sebuah perumpamaan sebagai "pasak":
"Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan gunung-gunung sebagai pasak?" (Al Qur'an, 78:6-7)
Dengan kata lain, gunung-gunung menggenggam lempengan-lempengan kerak bumi dengan memanjang ke atas dan ke bawah permukaan bumi pada titik-titik pertemuan lempengan-lempengan ini. Dengan cara ini, mereka memancangkan kerak bumi dan mencegahnya dari terombang-ambing di atas lapisan magma atau di antara lempengan-lempengannya. Singkatnya, kita dapat menyamakan gunung dengan paku yang menjadikan lembaran-lembaran kayu tetap menyatu.
Fungsi pemancangan dari gunung dijelaskan dalam tulisan ilmiah dengan istilah "isostasi". Isostasi bermakna sebagai berikut:
Isostasi: kesetimbangan dalam kerak bumi yang terjaga oleh aliran materi bebatuan di bawah permukaan akibat tekanan gravitasi. (Webster's New Twentieth Century Dictionary, 2. edition "Isostasy", New York, s. 975)
Peran penting gunung yang ditemukan oleh ilmu geologi modern dan penelitian gempa, telah dinyatakan dalam Al Qur’an berabad-abad lampau sebagai suatu bukti Hikmah Maha Agung dalam ciptaan Allah.
"Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka..." (Al Qur'an, 21:31)
READ MORE - Fungsi Gunung Sebagai Pasak

Tumbuhan tumbuhan di dalam Al-Qur'an

Berikut nama nama tumbuhan yang terdapat di dalam Al-Qur'an :

1. Nama umum: Anggur
Nama dalam Al-Qur'an: "A'nab" atau أَعْنَابٍ
Nama saintifik: Vitis vinifera
Famili: Vitaceae
Taburan asal: Wilayah Mediterranean, Eropah tengah dan Asia Barat Daya
Surah dan ayat: (17: 91), (80: 28), (2: 266), (16: 11 & 67), (18: 32), (23: 19), (36: 34), (78: 32), (6: 99), (13: 4)


2. Nama umum: Bawang
Nama dalam Al-Qur'an: 'Basal' atau بَصَلِ
Nama saintifik: Allium cepa
Famili: Alliaceae
Taburan asal: Tidak diketahui
Surah dan ayat: (2: 61)



3. Nama umum: Bawang putih
Nama dalam Al-Qur'an: 'Fum' atau فُومِ
Nama saintifik: Allium sativum
Famili: Alliaceae
Taburan asal: Tidak diketahui
Surah dan ayat: (2: 61)



4. Nama umum: Biji sawi atau 'black mustard'
Nama dalam Al-Qur'an: 'Khardal' atau خَرْدَلٍ
Nama saintifik: Brassica nigra
Famili: Brassicaceae
Taburan asal: Selatan wilayah Mediterranean di Eropah
Surah dan ayat: (21: 47), (31: 16)



5. Nama umum: Buah tin atau 'fig'
Nama dalam Al-Qur'an: 'At-Tiin' atau التِّينِ
Nama saintifik: Ficus carica
Famili: Moraceae
Taburan asal: Asia Barat Daya dan selatan wilayah Mediterranean
Surah dan ayat: (95: 1)


6. Nama umum: Delima atau 'pomegranate'
Nama dalam Al-Qur'an: 'Ar-Rumman' atau الرُّمَّانَ
Nama saintifik: Punica granatum
Famili: Lythraceae
Taburan asal: Timur Tengah
Surah dan ayat: (6: 99 & 141), (55: 68)


7. Nama umum: Halia
Nama dalam Al-Qur'an: 'Zanjabil' atau زَنجَبِيلً
Nama saintifik: Zingiber officinale
Famili: Zingiberaceae
Taburan asal: Asia
Surah dan ayat: (76: 17)


8. Nama umum: Kacang dal atau 'lentil'
Nama dalam Al-Qur'an: 'Adas' atau عَدَسِ
Nama saintifik: Lens culinaris
Famili: Fabaceae
Taburan asal: Timur Dekat
Surah dan ayat: (2: 61)


9. Nama umum: Kapur, 'camphor tree' atau 'Malay camphor'
Nama dalam Al-Qur'an: 'Kafur' atau كَافُورً
Nama saintifik: Dryobalanops aromatica
Famili: Dipterocarpaceae
Taburan asal: Semenanjung Malaysia, Borneo, Sumatra
Surah dan ayat: (76: 5)

Nota: Dua spesies tumbuhan yang berlainan famili telah menjadi sumber kapur atau 'camphor' pada masa silam. Salah satu daripadanya adalah pokok dariMalaysia iaitu Dryobalanops aromatica daripada famili Dipterocarpaceae dan yang satu lagi ialah pokok dari China dan Jepun iaitu Cinnamomum camphora daripada famili Lauraceae. 'Camphor' diperolehi daripada pokok Dryobalanops aromaticamelalui kulit kayu, manakala 'camphor' bagi pokok Cinnamomum camphordiperolehi melalui kayu (setelah damar pada kayu dibekukan) (Safaraz et al. 2009d).


10. Nama umum: 'Camphor tree' atau 'camphor laurel'
Nama dalam Al-Qur'an: 'Kafur' atau كَافُورً
Nama saintifik: Cinnamomum camphora
Famili: Lauraceae
Taburan asal: Taiwan, selatan Jepun, tenggara China, Indochina
Surah dan ayat: (76: 5)


11. Nama umum: Labu air, 'bottle gourd' atau 'calabash'
Nama dalam Al-Qur'an: 'Yaqtin' atau يَقْطِينٍ
Nama saintifik: Lagenaria siceraria
Famili: Cucurbitaceae
Taburan asal: 'Old World' tropika
Surah dan ayat: (37: 146)


12. Nama umum: Miswak, siwak, kayu sugi atau 'toothbrush tree'
Nama dalam Al-Qur'an: 'Khamt' atau خَمْطٍ
Nama saintifik: Salvadora persica
Famili: Salvadoraceae
Taburan asal: Semenanjung Arab, Mesir, India
Surah dan ayat: (34: 16)


13. Nama umum: Pokok Bidara atau 'Indian plum'
Nama dalam Al-Qur'an: 'Sidr' atau سِدْرٍ
Nama saintifik: Ziziphus mauritiana
Famili: Rhamnaceae
Taburan asal: India
Surah dan ayat: (34: 16), (56: 28)

Nota: Terdapat percanggahan pendapat terhadap pokok 'Sidr' yang dinyatakan dalam Al-Qur'an. Ada pengkaji Al-Qur'an dan Hadith berpendapat pokok tersebut ialah Ziziphus mauritiana. Terdapat juga pengkaji Al-Qur'an dan Hadith yang berpendapat perkataan 'Sidr' tidak bermaksud pokok daripada genus Ziziphus(famili Rhamnaceae) tetapi di maksudkan dengan pokok daripada genus Cedrus(famili Pinaceae). Oleh kerana wujud percanggahan tersebut, kajian mendalam perlu dilakukan terhadap hal ini (Safaraz et al. 2009b).


14. Nama umum: Pisang
Nama dalam Al-Qur'an: 'Talh' atau طَلْحٍ
Nama saintifik: Musa paradisiaca
Famili: Musaceae
Taburan asal: Asia Tenggara dan Oceania
Surah dan ayat: (56: 29)

Nota: Banyak sumber mengenalpasti perkataan 'Talh' di dalam Surah Al-Waqi'ah ayat 29 memberi maksud sama ada sebagai pisang atau pokok daripada genusAcacia (Acacia seyal). 'Talh' telah dikenalpasti sebagai pisang di dalam beberapa tafsiran klasik dan moden bagi Al-Qur'an dan juga di dalam beberapa kamus Arab klasik. Walaupun pisang bukan tumbuhan yang berasal dari semenanjung Arab, kemungkinan besar orang Arab telah biasa dengan pisang ketika ditanam buat pertama kali di wilayah Mediterranean lebih kurang pada 650 M, iaitu pada saat kebangkitan Islam. Daripada segi etimologi, perkataan 'banana' (pisang) berasal daripada perkataan Arab bagi jari iaitu 'Banan'. Pisang mempunyai rasa manis berbanding Acacia, juga menepati konteks Syurga dengan baik. Perkataan 'Talh' juga merupakan nama umum Arab Yaman bagi pokok Acacia seyal yang tumbuh di Sudan, Libya, Jordan dan semenanjung Arab. Pokok ini juga dikaitkan dengan pokok semasa peristiwa Baiatul Ridhwan (Surah Al-Fath: 18) (Al-Zein & Musselman 2004).


15. Nama umum: Selasih atau 'sweet basil'
Nama dalam Al-Qur'an: 'Ar-Raihan' atau الرَّيْحَانُ
Nama saintifik: Ocimum basilicum
Famili: Lamiaceae
Taburan asal: Iran, India dan Asia tropika
Surah dan ayat: (55: 12)


16. Nama umum: Tamar, kurma atau 'date palm'
Nama dalam Al-Qur'an: 'Al-Nakhl' atau نَخْلٍ
Nama saintifik: Phoenix dactylifera
Famili: Arecaceae
Taburan asal: Utara Afrika dan Asia Barat
Surah dan ayat: (2: 266), (16: 11 & 67), (17: 91), (23: 19), (36: 34), (6: 99 & 141), (13: 4), (19: 23 & 25), (55: 11 & 68), (80: 29), (18: 32), (20: 71), (26: 148), (50: 10), (54: 20), (69: 7)


17. Nama umum: Timun, mentimun atau 'cucumber'
Nama dalam Al-Qur'an: 'Qiththa' atau قِثَّا
Nama saintifik: Cucumis sativus
Famili: Cucurbitaceae
Taburan asal: India
Surah dan ayat: (2: 61)


18. Nama umum: Zaitun atau 'olive'
Nama dalam Al-Qur'an: 'Az-Zaitun' atau الزَّيْتُونِ
Nama saintifik: Olea europaea
Famili: Oleaceae
Taburan asal: Timur lembangan Mediterranean
Surah dan ayat: (6: 99 & 141), (16: 11), (24: 35), (95: 1)


19. Nama umum: 'Tamarisk'
Nama dalam Al-Qur'an: 'Athl' atau أَثْلٍ
Nama saintifik: Tamarix aphylla
Famili: Tamaricaceae
Taburan asal: Afrika, Timur Tengah, Asia Barat, Asia Selatan
Surah dan ayat: (34: 16)


Rujukan:

Al-Zein, M. & Musselman, L.J. 2004. The Quranic Talh: Banana or Acacia?http://2004.botanyconference.org/engine/search/index.php?func=detail&aid=276

Harun, Y. 2001. Beauties for life in the Qur'an. http://www.harunyahya.co.uk/beauties05.php

Latiff, A. 2009. Quranic Botanical Gardens. http://pakteh48.blogspot.com/2009/12/quranic-botanical-gardens.html

Mushtaq, A., Mir, A.K., Safaraz, K.M., Muhammad, Z., Muhammad, A.K., Tamoor, U.H. & Shazia, S. 2009. Useful medicinal flora enlisted in Holy Qur'an and Ahadith.American-Eurasian J. Agric. & Environ. Sci. 5 (1): 126-140.

ParsQuran 2006. Fruits and vegetables in Quran. http://www.parsquran.com/eng/subject/fruit.htm

Quran Explorer. http://www.quranexplorer.com/quran/

Safaraz, K.M., Mir, A.K., Muhammad, A.K., Fazal-ur-Rehman, Mushtaq, A., Muhammad, Z. & Shazia, S. 2009a. Salvadora persica, Tamarix aphylla andZizyphus mauritiana - Three woody plant species mentioned in Holy Quran and Ahadith and their ethnobotanical uses in North Western Part (D.I. Khan) of Pakistan. Pakistan Journal of Nutrition 8 (5): 542-547.

Safaraz, K.M., Mir, A.K., Muhammad, A.K., Mushtaq, A., Muhammad, Z., Fazal-ur-Rehman & Shazia, S. 2009b. Fruit plant species mentioned in the Holy Qur'an and Ahadith and their ethnomedicinal importance. American-Eurasian J. Agric. & Environ. Sci. 5 (2): 284-295.

Safaraz, K.M., Mir, A.K., Muhammad, A.K., Mushtaq, A., Muhammad, Z., Fazal-ur-Rehman & Shazia, S. 2009c. Vegetables mentioned in the Holy Qur'an and Ahadith and their ethnomedicinal studies in Dera Ismail Khan, N.W.F.P, Pakistan. Pakistan Journal of Nutrition 8 (5): 530-538.

Safaraz, K.M., Muhammad, A.K., Fazal-ur-Rehman & Inayat Ullah, B. 2009d.Aromatic plant species mentioned in the Holy Qur'an and Ahadith and their ethnomedicinal importance. Pakistan Journal of Nutrition 8 (9): 1472-1479.

Taqwa Palace 2002. Plants of the noble Qur'an. http://www.ummah.com/islam/taqwapalace/fitness/health2.html

Terjemahan Al-Qur'an. http://www.alquran-melayu.com/
READ MORE - Tumbuhan tumbuhan di dalam Al-Qur'an