12 Kaum yang dibinasakan Allah dalam Al-Qur'an




"Para utusan (malaikat) berkata: "Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorang pun di antara kamu yang tertinggal, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?" Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah, dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi; yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim." (QS. Huud, 11:81-83).

Dalam al-Quran, banyak sekali diceritakan kisah umat terdahulu yang telah dibinasakan oleh Allah karena mereka mengingkari utusan-Nya dan melakukan berbagai penyimpangan yang telah dilarang. Yang berikut adalah kaum-kaum yang dibinasakan.

Kaum Nuh
Nuh berdakwah selama 950 tahun, namun yang beriman hanyalah sekitar 80 orang. Kaumnya mendustakan dan memperolok-olok Nuh. Lalu, Allah mendatangkan banjir besar, kemudian menenggelamkan mereka yang ingkar, termasuk anak dan istri Nuh (al-Ankabut: 14).

Kaum Nabi Hud
Nabi Hud diutus untuk kaum 'Ad. Mereka mendustakan kenabian Nabi Hud. Lalu Allah mendatangkan angin yang dahsyat disertai dengan bunyi guruh yang menggelegar sampai mereka tertimbun pasir dan akhirnya binasa (at-Taubah: 70, Al-Qamar: 18, Fushilat: 13, an-Najm: 50, Qaf: 13).

Kaum Nabi Saleh
Nabi Saleh diutus Allah kepada kaum Tsamud. Nabi Saleh diberi sebuah mukjizat seekor unta betina yang keluar dari celah batu. Namun, mereka membunuh unta betina tersebut sehingga Allah menimpakan azab kepada mereka (al-Hijr: 80, Hud: 68, Qaf: 12).

Kaum Nabi Luth
Umat Nabi Luth terkenal dengan perbuatan homoseksual dan lesbian, yaitu hanya mau menikah dengan pasangan sesama jenis. Kendati pun sudah diberi peringatan, mereka tak mau bertobat. Allah akhirnya memberikan azab kepada mereka berupa gempa bumi yang dahsyat disertai angin kencang dan hujan batu sehingga hancurlah rumah-rumah mereka. Kaum Nabi Luth ini akhirnya tertimbun di bawah reruntuhan rumah mereka sendiri (al-Syu'ara: 160, an-Naml: 54, al-Hijr: 67, al-Furqan: 38, Qaf: 12).

Kaum Syuaib
Syuaib diutus kepada kaum Madyan. Kaum Madyan ini dihancurkan oleh Allah karena mereka suka melakukan penipuan dan kecurangan dalam perdagangan. Ketika membeli, mereka minta dilebihkan dan ketika menjual selalu mengurangi. Allah pun mengazab mereka berupa udara panas yang teramat sangat. Kendatipun mereka berlindung di tempat yang teduh, hal itu tidak mampu melepaskan rasa panas. Akhirnya, mereka binasa. (At-Taubah: 70, al-Hijr: 78, Thaaha: 40, dan al-Hajj: 44).

Selain kepada kaum Madyan, Nabi Syuaib juga diutus kepada penduduk Aikah. Mereka menyembah sebidang lapangan tanah yang pepohonannya sangat rimbun. Kaum ini menurut sebagian ahli tafsir disebut pula dengan penyembah hutan lebat (Aikah). (Al-Hijr: 78, al-Syu'ara: 176, Shad: 13, Qaf: 14).

Firaun
Bani Israel sering ditindas oleh Firaun. Allah mengutus Musa dan Harun untuk memperingatkan Firaun akan azab Allah. Namun, Firaun bahkan mengaku sebagai tuhan. Firaun akhirnya maut di Laut Merah dan jasadnya tidak hancur dan telah ditemukan oleh arkeolog modern. Hingga kini masih bisa disaksikan di museum mumi di Mesir (al-Baqarah: 50 dan Yunus: 92).

Ashab al-sabt
Mereka adalah sekelompok fasik yang tinggal di Kota Eliah, Elat (Palestina). Mereka melanggar perintah Allah untuk beribadah pada hari Sabtu. Allah menguji mereka dengan memberikan ikan yang banyak pada hari Sabtu dan tidak ada ikan pada hari lainnya. Mereka akhirnya dibinasakan dengan dilaknat Allah menjadi kera yang hina (al-A'raf: 163).

Ashab al-Rass
Rass adalah nama sebuah sumur yang kering airnya. Nama al-Rass ditujukan pada suatu kaum. Beberapa riwayat mengatakan, nabi yang diutus kepada mereka adalah Nabi Saleh. Namun, ada pula yang menyebutkan Syuaib. Sementara itu, yang lainnya menyebutkan, utusan itu bernama Handzalah bin Shinwan (ada pula yang menyebut bin Shofwan). Mereka menyembah patung. Ada pula yang menyebutkan, pelanggaran yang mereka lakukan karena mencampakkan utusan yang dikirim kepada mereka ke dalam sumur sehingga mereka dibinasakan Allah (al-Furqan: 38 dan Qaf: 12).

Ashab al-Ukhdudd
Ashab al-Ukhdud adalah sebuah kaum yang menggali parit dan menolak beriman kepada Allah, termasuk rajanya. Sementara itu, sekelompok orang yang beriman dilemparkan ke dalam parit yang telah dibakar, termasuk seorang wanita yang tengah menggendong seorang bayi. Mereka dikutuk oleh Allah SWT (al-Buruj: 4-9).

Ashab al-Qaryah
Menurut sebagian ahli tafsir, Ashab al-Qaryah (suatu negeri) adalah penduduk Antaqiyah. Mereka mendustakan rasul-rasul yang diutus kepada mereka. Allah membinasakan mereka dengan sebuah suara yang sangat keras (Yasin: 13).

Kaum Tubba '
Tubaa 'adalah nama seorang raja bangsa Himyar yang beriman. Namun, kaumnya sangat ingkar kepada Allah sampai melampaui batas. Maka, Allah menimpakan azab kepada mereka sampai binasa. Peradaban mereka sangat maju. Salah satunya adalah bendungan air (ad-Dukhan: 37).

Kaum Saba
Mereka diberi berbagai kenikmatan berupa kebun-kebun yang ditumbuhi pepohonan untuk kemakmuran rakyat. Karena mereka enggan beribadah kepada Allah walau sudah diperingatkan oleh Nabi Sulaiman, akhirnya Allah menghancurkan bendungan Ma'rib dengan banjir besar (Al-Arim). (Saba: 15-19).
READ MORE - 12 Kaum yang dibinasakan Allah dalam Al-Qur'an

Pengaruh Peradaban Islam Terhadap Dunia Matematik

 



Pada awal kurun ke-7, satu tamadun baru muncul di tanah Arab. Dibawah pimpinan Muhammad s.a.w, dakwah yang bawa Rasulullah tersebar pesat dan luas menambat hati dan iman penduduk Semenanjung Arab. Kurang satu abad selepas kota Mekah dibuka semula pada tahun 630, kerajaan Islam telah berjaya menyebar luaskan agama Islam sehingga ke India dan hingga ke tengah benua Asia bagi bahagian timur.

Di bahagian barat, penyebaran agama Islam lebih cepat berlaku terutamanya dibahagian utara benua Afrika. Pada Tahun 711, Islam berjaya sampai ke Sepanyol. Hasil daripada penyebaran agama Islam hingga hampir dua per tiga dunia memberi perkembangan dan kemajuan kepada kerajaan Islam. Budaya Islam menjadi cara hidup manusia pada ketika itu.

Inilah titik permulaan kepada perkembangan ilmu pengetahuan. Agama Islam telah membawa satu budaya yakni budaya cintakan ilmu yang sangat besar peranannya kepada dunia ilmu pengetahuan. Itulah cantiknya Islam, tidak pernah menolak bulat-bulat ilmu pengetahuan di dalam kehidupan.



Sejarah Matematik Islam

Ahli sejarah dan Ahli Matematik barat lebih suka merujuk perkembangan sejarah Matematik ditanah Arab sebagai Matematik Islam kerana ia adalah kesinambungan daripada ajaran Islam yang bawa Rasulullah yang mementingkan soal ilmu pengetahuan. Perkembangan Ilmu pengetahuan banyak berlaku di zaman pemerintahan Abbasiyyah yang dalam masa yang sama Eropah masih di Zaman Gelap. Oleh itu ilmu lebih banyak terbudaya dikalangan orang Islam manakala orang Eropah disekat hak untuk berfikir. Jadi, Matematik Islam lebih sesuai dengan daripada Matematik Arab.

Pada tahun 766, Khalifah Al-Mansur membuka kota Baghdad yang selepas itu menjadi tempat perkembangan Ilmu termasyhur didunia. Cendiakawan dan cerdik pandai dialu-alukan kedatangan mereka ke Kota Baghdad. Khalifah Harun al-Rashid yang memerintah dari tahun 786 hingga 809 telah menubuhkan perpustakaan di Baghdad. Manuskrip-manuskrip dikumpulkan dari pelbagai bidang dan akademi-akademi di timur barat terutamanya dari tamadun Yunani termasuk manuskrip Matematik Yunani Klasik dan teks-teks saintifik. Kemudian ia diterjemahkan ke bahasa Arab. Penganti Harun al-Rashid, Khalifah Al-Ma'mun meneruskan usaha ini pada skala yang lebih besar dan sehingga tertubuhnya Baitul Hikmah yang bertahan selama 200 tahun. Ilmuan-ilmuan dari seluruh bahagian dalam pemerintahan dijemput untuk menterjemahkan bahasa Greek dan India dan juga menjalankan penyelidikan.

Pada akhir kurun ke-9, pelbagai kertas-kertas kerja cendiakawan seperti Euclid, Archimedes, Apollionius, Diophantus, Plotemy dan ramai lagi ahli matematik Yunani diterjemahkan kebahasa arab untuk kegunaan ilmuan-ilmuan disana. Ilmuan-ilmuan islam bukan hanya mengumpul kajian-kajian lama, bahkan mereka telah mengembangkan ilmu-ilmu kepada satu perspektit baru yang lebih releven. Ini kerana ahli matematik sebelum mereka mengunakan matematik untuk perkara-perkara yang tidak penting kepada manusia seperti menghitung cinta dan sebagainya. Di dalam Matematik Islam, ia lebih banyak digunakan untuk perkara-perkara yang praktikal dan berguna untuk manusia, dan juga disebut sebagai Sunnatullah. Para Ilmuan Islam mengkaji dan berakhir dengan bertemu dengan Kebesaran Allah. Inilah beza antara saintis Islam dan saintis. Tujuan mereka adalah Allah.

Ilmuan Islam sentiasa memulakan kerja dengan lafaz "Basmalah".

"The mathematicians responded by always invoking the name of God at the beginning and end of their works and even occasionally referring to Divine assistance throughout the texts" -(Victor J. Katz)

Terpegun membaca ayat ini. Subhanallah, begitulah akhlak ilmuan Islam dahulu yang sentiasa mengingati Allah dalam setiap perkerjaan yang mereka lakukan. Sentiasa memulakan dan mengakhiri dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang, serta segala apa yang mereka berjaya hasilkan, mereka dikembalikan pujian hanya kepada Allah.

Tidak seperti ahli matematik Yunani, Ilmuan Islam tidak hanya berdasarkan teori, bahkan juga secara praktikal untuk memudahkan kehidupan seharian manusia, atau hari ini dikenali sebagai Applied Math atau matematik gunaan.

Hari ini, satu sejarah lengkap tentang Matematik Islam masih belum ditulis, kerana masih banyak tinggalan manuskrip Ilmuan Islam yang masih belum dikaji di perpustakaan seluruh dunia. Oleh kerana kepentingan politik yang memeningkan, akses kepada hasil kajian mereka yang penting disekat dan dilarang. Namun, fakta asas tentang dunia Matematik Islam masih diketahui. Antara sebab penyekatan ini adalah untuk mengelak umat Islam sedar yang tamadun Islam sangat banyak menyumbang kepada percambahan ilmu pengetahuan pada masa ini. Ia juga antara rancangan musuh Islam untuk melenyapkan kehebatan Islam dari pengetahuan umat Islam di Zaman ini.

Ahli matematik Islam banyak menyumbang untuk secara khususnya dalam penggunaan titik perpuluhan, dan juga mengembangkan topik Algebra secara tersusun dan juga dalam topik Geometri. Beberapa penambahbaikan dalam topik Trigonometri. Apabila Eropah keluar dari Zaman Gelap, mereka tidak memerlukan masa yang banyak untuk mengejar apa yang mereka terkebelakang kerana semuanya hampir lengkap. Hanya perlukan penjenamaan semula dan kembangkan ilmu itu.

(Olahan semula dari buku A History Of Mathematics: An Introduction; Victor J. Katz: Chapter The Mathematics of Islam)

Sejarah ditulis oleh pemenang

Hari ini, banyak formula-formula dan tajuk-tajuk matematik terabadi nama ilmuan barat didalamnya. Walaupun hakikatnya mereka hanya menjenamakan semula apa yang telah ada dalam dunia matematik Islam. Nama-nama ilmuan Islam tidak terabadi dalam sebarang teori-teori dan formula-formula matematik. Hanya nama-nama seperti Euclid, Newton, Einstein, Diophantus, Sarrus, Fibonacci dan sebagainya lebih banyak diabadikan. Mungkin nama-nama ilmuan Islam tidak diabadikan bertujuan untuk menjauhkan Islam daripada disebut dalam lecture dan supaya Islam dilihat tidak significant dengan Ilmu.Sekadar pandangan.

Ayuh budayakan semula budaya cintakan Ilmu supaya kita turut maju kehadapan dan kita hapuskan salah tanggapan dunia kepada Islam. Kembalilah kepada Islam. Hujung Akal, pangkal Agama. Ilmu ditimba diakhirnya bertemu dengan Kebesaran Allah, Tuhan Yang Mengetahui.

-Artikel iluvislam.com
READ MORE - Pengaruh Peradaban Islam Terhadap Dunia Matematik