Proses Penyerbukan (Polinasi) Tumbuhan dalam Al-Qur’an dan Hadits

 Foto: = Proses Penyerbukan (Polinasi)  Tumbuhan dalam Al-Qur’an dan Hadits =

“Dan kami tiupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan kami turunkan hujan dari langit, dan kami beri minum kamu dengan air itu…”. (Surat al-Hijr: 22)

Jauh pada abad ke 6 lalu, proses penyerbukan atau dikenal dengan istilah “Polinasi” telah diketahui oleh bangsa arab berikut juga dengan mekanisme penyerbukan buatan yang hingga sekarang kita pelajari di Sekolah Menengah Hingga Perguruan Tinggi.

Imam Muslim dan Ahmad bin Hambal meriwayatkan dari Abi ‘Awanah dan simak dari Musa bin Thalhah berikut ini :

“ Dari Thalhah bin Abdullah, dia berkata, ‘ Aku berjalan bersama Rasulullah SAW di kebun kurma kemudian beliau melihat sekumpulan orang sedang melakukan penyerbukan. Beliau bertanya, ‘ Sedang apa mereka ?’ Para sahabat menjawab, ‘Mereka sedang melakukan penyerbukan kurma.’ Mereka mengambil benang sari kemudian meletakkannya di putik sehingga terjadi penyerbukan. Rasulullah SAW berkata,’ Aku kira itu tidaklah berguna’. Akhirnya, merekapun turun dari pohon. Ternyata, buahnya berjatuhan(Menjadi buah yang tidak layak makan). Kemudian, berita tersebut sampai kepada Rasulullah SAW. Beliau langsung bersabda, ‘ Sesungguhnya, itu adalah sebuah dugaan. Jika itu berguna, gunakanlah oleh kalian. Dugaan itu bisa benar bisa juga salah dan tentu kalian lebih mengetahui perkara/urusan dunia kalian, tapi sungguh aku tidak mengatakan kepada kalian, “Allah Berfirman”, Karena aku takkan pernah berbohong kepada Allah” (HR.Musim)

 “ Mereka mengambil benang sari kemudian meletakkannya di putik sehingga terjadi penyerbukan”

Potongan hadits tersebut secara detail menjelaskan bagaimana terjadinya penyerbukan atau lebih
khususnya penyerbukan dengan bantuan manusia (Antropogami)  pada tumbuhan. Subhanallah !
Tentunya hadits ini telah diucapkan jauh sebelum Gregor Johann Mendel  melakukan percobaan persilangan tanaman kacang ercisnya pada abad ke 19 seperti yang dipelajari di buku-buku biologi.

Selain itu, Allah SWT juga telah menjelaskan bagaimana penyerbukan di dalam Al-Qur’an yang merupakan petunjuk dan pedoman bagi manusia serta induk dari segala ilmu.

“Dan kami tiupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan kami turunkan hujan dari langit, dan kami beri minum kamu dengan air itu…”. (Surat al-Hijr: 22) 

Dalam Tafsir Departemen Agama Indonesia , dijelaskan bahwa dalam ayat ini Allah SWT Menghembuskan angin yang menerbangkan tepung sari dari beragam bunga. Maka hinggaplah tepung sari jantan pada putik bunga, sehingga terjadilah perkawinan yang memunculkan bakal buah, dan buah-buahan menjadi masak terasa yang lezat dan nikmat bagi manusia serta bijinya dapat tumbuh dan berbuah pula di tempat lain. Menurut kajian ilmiah, ayat diatas nampaknya memberikan isyarat tentang proses fenomena botanik yang dikenal dengan penyerbukan atau persarian. Pada tumbuhan berbijji terbuka (Gymnospermae) maka penyerbukan atau persarian adalah peristiwa jatuhnya serbuk sari (Polen) pada liang bakal biji (Microphyl) yang berhubungan langsung dengan bakal biji. Sedangkan pada jenis  tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae), maka penyerbukan atau persarian adalah peristiwa jatuhnya serbuk sari (Pollen) dari benang sari (Stamen) ke kepala putik (Stigma). Penyerbukan kemudian diikuti dengan pembuahan atau fertilisasi. Inilah proses perkawinan di dunia botani (Tumbuh-tumbuhan). Penyerbukan memerlukan perantara atau vector. Berdasarkan perantanya atau vector , maka proses penyerbukan dikelompokkan menjadi penyerbukan oleh angin, air, atau hewan/serangga. Kalimat dalam ayat diatas yang berbunyi ‘Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan’ mengisyaratkan peristiwa penyerbukan dengan perantaraan angin,yang dalam bahasa ilmiah dikenal dengan Anemophily atau Anemogami.

Sungguh begitu sempurna pedoman umat islam, yakni Al-Qur’an dan Hadits yang mengandung berbagai nilai-nilai dan aturan di segala aspek kehidupan, termasuk perkara ilmu sains yang membuktikan begitu sempurna ciptaan Allah SWT beserta Hikmah yang terkandung di dalamnya. Dan sungguh beruntunglah orang-orang yang disebutkan dalam Al-Qur’an :

“ Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “ Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka” 
(QS. Ali-Imran : 191)

Haitsam Al-Ghazi
 
“Dan kami tiupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan kami turunkan hujan dari langit, dan kami beri minum kamu dengan air itu…”. (Surat al-Hijr: 22)

Jauh pada abad ke 6 lalu, proses penyerbukan atau dikenal dengan istilah “Polinasi” telah diketahui oleh bangsa arab berikut juga dengan mekanisme penyerbukan buatan yang hingga sekarang kita pelajari di Sekolah Menengah Hingga Perguruan Tinggi.

Imam Muslim dan Ahmad bin Hambal meriwayatkan dari Abi ‘Awanah dan simak dari Musa bin Thalhah berikut ini :

“ Dari Thalhah bin Abdullah, dia berkata, ‘ Aku berjalan bersama Rasulullah SAW di kebun kurma kemudian beliau melihat sekumpulan orang sedang melakukan penyerbukan. Beliau bertanya, ‘ Sedang apa mereka ?’ Para sahabat menjawab, ‘Mereka sedang melakukan penyerbukan kurma.’ Mereka mengambil benang sari kemudian meletakkannya di putik sehingga terjadi penyerbukan. Rasulullah SAW berkata,’ Aku kira itu tidaklah berguna’. Akhirnya, merekapun turun dari pohon. Ternyata, buahnya berjatuhan(Menjadi buah yang tidak layak makan). Kemudian, berita tersebut sampai kepada Rasulullah SAW. Beliau langsung bersabda, ‘ Sesungguhnya, itu adalah sebuah dugaan. Jika itu berguna, gunakanlah oleh kalian. Dugaan itu bisa benar bisa juga salah dan tentu kalian lebih mengetahui perkara/urusan dunia kalian, tapi sungguh aku tidak mengatakan kepada kalian, “Allah Berfirman”, Karena aku takkan pernah berbohong kepada Allah” (HR.Musim)

“ Mereka mengambil benang sari kemudian meletakkannya di putik sehingga terjadi penyerbukan”

Potongan hadits tersebut secara detail menjelaskan bagaimana terjadinya penyerbukan atau lebih
khususnya penyerbukan dengan bantuan manusia (Antropogami) pada tumbuhan. Subhanallah !
Tentunya hadits ini telah diucapkan jauh sebelum Gregor Johann Mendel melakukan percobaan persilangan tanaman kacang ercisnya pada abad ke 19 seperti yang dipelajari di buku-buku biologi.

Selain itu, Allah SWT juga telah menjelaskan bagaimana penyerbukan di dalam Al-Qur’an yang merupakan petunjuk dan pedoman bagi manusia serta induk dari segala ilmu.

“Dan kami tiupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan kami turunkan hujan dari langit, dan kami beri minum kamu dengan air itu…”. (Surat al-Hijr: 22)

Dalam Tafsir Departemen Agama Indonesia , dijelaskan bahwa dalam ayat ini Allah SWT Menghembuskan angin yang menerbangkan tepung sari dari beragam bunga. Maka hinggaplah tepung sari jantan pada putik bunga, sehingga terjadilah perkawinan yang memunculkan bakal buah, dan buah-buahan menjadi masak terasa yang lezat dan nikmat bagi manusia serta bijinya dapat tumbuh dan berbuah pula di tempat lain. Menurut kajian ilmiah, ayat diatas nampaknya memberikan isyarat tentang proses fenomena botanik yang dikenal dengan penyerbukan atau persarian. Pada tumbuhan berbijji terbuka (Gymnospermae) maka penyerbukan atau persarian adalah peristiwa jatuhnya serbuk sari (Polen) pada liang bakal biji (Microphyl) yang berhubungan langsung dengan bakal biji. Sedangkan pada jenis tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae), maka penyerbukan atau persarian adalah peristiwa jatuhnya serbuk sari (Pollen) dari benang sari (Stamen) ke kepala putik (Stigma). Penyerbukan kemudian diikuti dengan pembuahan atau fertilisasi. Inilah proses perkawinan di dunia botani (Tumbuh-tumbuhan). Penyerbukan memerlukan perantara atau vector. Berdasarkan perantanya atau vector , maka proses penyerbukan dikelompokkan menjadi penyerbukan oleh angin, air, atau hewan/serangga. Kalimat dalam ayat diatas yang berbunyi ‘Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan’ mengisyaratkan peristiwa penyerbukan dengan perantaraan angin,yang dalam bahasa ilmiah dikenal dengan Anemophily atau Anemogami.

Sungguh begitu sempurna pedoman umat islam, yakni Al-Qur’an dan Hadits yang mengandung berbagai nilai-nilai dan aturan di segala aspek kehidupan, termasuk perkara ilmu sains yang membuktikan begitu sempurna ciptaan Allah SWT beserta Hikmah yang terkandung di dalamnya. Dan sungguh beruntunglah orang-orang yang disebutkan dalam Al-Qur’an :

“ Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “ Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”
(QS. Ali-Imran : 191)

Haitsam Al-Ghazi
READ MORE - Proses Penyerbukan (Polinasi) Tumbuhan dalam Al-Qur’an dan Hadits

Hikmah dan Ilmu Zoologi pada Percakapan Nabi Sulaiman dan Koloni Semut dalam Al-Qur’an .



Diantara kelebihan yang Allah SWT berikan kepada Nabi Sulaiman adalah, dapat memahami bahasa binatang. Allah SWT berfirman, “Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, ‘Hai semut-semut, masuklah kedalam sarang-sarang kalian, agar kalian tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, karena mereka tidak menyadari,’” (QS. An-Naml [27]:18)

Mendengar perkataan semut itu, sulaiman tersenyum dan menyuruh pasukannya untuk menghindari lembah semut. Ayat ini tidak hanya menginformasikan keutamaan yang Allah anugerahkan kepada Sulaiman berupa kemampuannya memahami bahasa binatang. Namun, ada beberapa hal lain yang Allah isyaratkan, yaitu:

1. Isyarat Pertama : pada redaksi asli ayat tersebut, semut yang memberi perintah agar para semut masuk kedalam sarang mereka masing-masing disebut dengan namlatun(baca:namlah) artinya: semut betina atau semut ratu. Penelitian tentang kehidupan semut membuktikan, bahwa dalam satu koloni semut, terdiri dari: semut ratu, semut pejantan, dan semut pekerja. Penggunaan kata pada ayat tersebut yang menunjukkan bahwa yang memberi perintah adalah namlah (semut betina/ratu) sangat tepat dengan fakta sebenarnya. Di dunia semut, yang bertugas memberi perintah kepada seluruh semut yang ada dalam koloninya adalah semut ratu.
2. Isyarat kedua: ayat ini menggambarkan kekuatan insting hewan dalam membaca tanda-tanda bahaya. Manusia telah memanfaatkan insting hewan ini untuk membaca gejala-gejala alam seperti gunung meletus yang ditandai dengan turunnya hewan-hewan dari atas gunung ke bawah untuk menyelamatkan diri. Hal ini juga dijelaskan dalam hadits yang terdapat dalam Muwaththa’ Malik tentang keutamaan-keutamaan hari Jum’at. Rasulullah SAW bersabda, “ Kiamat akan terjadi pada hari jum’at… tidak ada satu makhluk pun di bumi, kecuali dia akan mendeteksi suara teriakan yang sangat keras dengan telinganya, sejak fajar hari Jum’at sampai terbitnya matahari, karena mereka takut terhadap hari Kimat; kecuali jin dan manusia.” Hadits ini, selain menginformasikan bahwa hewan memilki rasa takut yang lebih besar daripada manusia terhadap Hari Kiamat, juga menginformasikan hal yang sama seperti yang terdapat pada ayat ke-18 surah An-Naml di atas, bahwa hewan memiliki kemampuan lebih dari manusia dalam mendeteksi berbagai jenis bahaya dan bencana yang akan terjadi.

Sumber : Kerajaan Al-Qur'an, Menyelami Kekuasaan Allah Ta'ala Melalui Ayat-Ayat-Nya Karya Hudzaifah Ismail.
READ MORE - Hikmah dan Ilmu Zoologi pada Percakapan Nabi Sulaiman dan Koloni Semut dalam Al-Qur’an .

Setiap hari Mu'alaf Bersyahadat di ISLAMIC CENTER Wina, Austria. Subhanallah !


Foto: = Setiap hari Mu'alaf Bersyahadat di ISLAMIC CENTER Wina, Austria. Subhanallah ! =

SUARA-MUSLIM.COM, Wina ~ Satu masalah yang dihadapi masyarakat Wina, ibukota Austria, ketika mencari informasi tentang Islam adalah sulitnya menemukan Islamic Center atau Masjid. Itu sebabnya, keberadaan Vienna Islamic Center sangat membantu.

Saat ini, Islamic Center tengah menjadi pusat kegiatan tak hanya kalangan Muslim tetapi juga non-Muslim. "Islamic Center terbuka untuk siapa saja. Tak heran, banyak kalangan non-Muslim yang datang berkunjung setiap hari," ungkap Dr. Hasyim A Mahrougi, Kepala Vienna Islamic Center, seperti dilansir onislam.net, Sabtu (16/11).

Beragam kegiatan digelar di sini, salah satunya proyek Back2Islam, yakni sebuah proyek yang mengajak kalangan Muslim untuk berdiskusi tentang Islam dan Muslim. "Melalui proyek ini, kami ingin membuat kalangan non-Muslim memahami bahwa Islam agama damai dan kami bukanlah teroris seperti yang dikabarkan media massa," kata dia.

Setiap harinya, suasana Islamic Center selalu diwarnai suasana haru dan bahagia. Ini terjadi, ketika ada mualaf baru yang mengucapkan dua kalimat syahadat. Seperti hari ini, perempuan muda Austria, Lutica Hustavova memutuskan menjadi Muslim.

Sumber : Kebenaran Islam Menurut Fakta & Logika
SUARA-MUSLIM.COM, Wina ~ Satu masalah yang dihadapi masyarakat Wina, ibukota Austria, ketika mencari informasi tentang Islam adalah sulitnya menemukan Islamic Center atau Masjid. Itu sebabnya, keberadaan Vienna Islamic Center sangat membantu.

Saat ini, Islamic Center tengah menjadi pusat kegiatan tak hanya kalangan Muslim tetapi juga non-Muslim. "Islamic Center terbuka untuk siapa saja. Tak heran, banyak kalangan non-Muslim yang datang berkunjung setiap hari," ungkap Dr. Hasyim A Mahrougi, Kepala Vienna Islamic Center, seperti dilansir onislam.net, Sabtu (16/11).

Beragam kegiatan digelar di sini, salah satunya proyek Back2Islam, yakni sebuah proyek yang mengajak kalangan Muslim untuk berdiskusi tentang Islam dan Muslim. "Melalui proyek ini, kami ingin membuat kalangan non-Muslim memahami bahwa Islam agama damai dan kami bukanlah teroris seperti yang dikabarkan media massa," kata dia.

Setiap harinya, suasana Islamic Center selalu diwarnai suasana haru dan bahagia. Ini terjadi, ketika ada mualaf baru yang mengucapkan dua kalimat syahadat. Seperti hari ini, perempuan muda Austria, Lutica Hustavova memutuskan menjadi Muslim.

Sumber : Kebenaran Islam Menurut Fakta & Logika

READ MORE - Setiap hari Mu'alaf Bersyahadat di ISLAMIC CENTER Wina, Austria. Subhanallah !

Kebenaran Ilmiah Hadis “Jarak Antara Dua Pintu Surga”


Foto: ‎Kebenaran Ilmiah Hadis “Jarak Antara Dua Pintu Surga”

Eramuslim - Pada 2012, Seorang Ilmuwan Islam, Syekh Abdul Majid Az-Zindany mengumumkan sebuah Kebenaran Mukjizat Ilmiah (Ijazul Ilmy), dari  sabda  seorang Nabi disampaikan 14 abad yang lalu, dalam Hadist Abu Hurairah Bahwa Sabda Rasululullah Saw (dalam Hadist yang panjang):

والذينفسمحمدبيدهإنمابينالمصراعينمنمصاريعالجنةلكمابينمكةوهجرأوكمابينمكةوبصرى

“.. Demi Dzat yang jiwaku ada ditangan-Nya! Sungguh jarak antara dua pintu (yang ada daun pintunya) dari pintu-pintu surga seperti antara Makkah dengan Hajar, atau seperti antara Makkah dengan Bushra.” (HR. Muslim no. 287)

Ilmuwan itu mengatakan pengukuran yang dilakukan dilapangan (secara daratan) tidak sepenuhnya bisa diandalkan, maka dari itu harus diukur  secara mengudara agar yang tidak terhalangi oleh hambatan medan di tanah, dan model pengukuran mustahil terdapat di masa Rasulullah Saw. Namun setelah  pesawat terbang dan satelit ditemukan pada abad kedua puluh, Manusia telah mampu mengukur  jarak antara Makkah dan Hajar dan jarak antara Makkah dan Bushra, memalui Google Earth membuktikan kebenaran ilmiah Hadist tersebut bahwa  jarak Makkah-Hajar  sama tepatnya dengan jarak Makkah-Bushra, dimana keduanya memiliki jarak yang sama yaitu 1.272 km, Subhanallah !

Sekali lagi kebenaran Mujizat baginda  Rasullullah SAW telah terbuktikan secara ilmiah melalui teknologi  teknologi zaman sekarang sama sekali tidak dikenal di masa beliau, sungguh benar Firman Allah Swt: “Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya, ucapannya itu tiada lain adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat. ( An-Najam 3-5)

Translator By Amri Hatta

Sumber: 

http://egyptrevolution-2011.blogspot.com/2012/07/blog-post_610.html‎
 
Eramuslim - Pada 2012, Seorang Ilmuwan Islam, Syekh Abdul Majid Az-Zindany mengumumkan sebuah Kebenaran Mukjizat Ilmiah (Ijazul Ilmy), dari sabda seorang Nabi disampaikan 14 abad yang lalu, dalam Hadist Abu Hurairah Bahwa Sabda Rasululullah Saw (dalam Hadist yang panjang):

والذينفسمحمدبيدهإنمابينالمصراعينمنمصاريعالجنةلكمابينمكةوهجرأوكمابينمكةوبصرى

“.. Demi Dzat yang jiwaku ada ditangan-Nya! Sungguh jarak antara dua pintu (yang ada daun pintunya) dari pintu-pintu surga seperti antara Makkah dengan Hajar, atau seperti antara Makkah dengan Bushra.” (HR. Muslim no. 287)

Ilmuwan itu mengatakan pengukuran yang dilakukan dilapangan (secara daratan) tidak sepenuhnya bisa diandalkan, maka dari itu harus diukur secara mengudara agar yang tidak terhalangi oleh hambatan medan di tanah, dan model pengukuran mustahil terdapat di masa Rasulullah Saw. Namun setelah pesawat terbang dan satelit ditemukan pada abad kedua puluh, Manusia telah mampu mengukur jarak antara Makkah dan Hajar dan jarak antara Makkah dan Bushra, memalui Google Earth membuktikan kebenaran ilmiah Hadist tersebut bahwa jarak Makkah-Hajar sama tepatnya dengan jarak Makkah-Bushra, dimana keduanya memiliki jarak yang sama yaitu 1.272 km, Subhanallah !

Sekali lagi kebenaran Mujizat baginda Rasullullah SAW telah terbuktikan secara ilmiah melalui teknologi teknologi zaman sekarang sama sekali tidak dikenal di masa beliau, sungguh benar Firman Allah Swt: “Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya, ucapannya itu tiada lain adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat. ( An-Najam 3-5)

Translator By Amri Hatta

Sumber:

http://egyptrevolution-2011.blogspot.com/2012/07/blog-post_610.html

READ MORE - Kebenaran Ilmiah Hadis “Jarak Antara Dua Pintu Surga”

Pemisahan Antara Agama dan Ilmu Pengetahuan



Ada banyak dokter di Amerika Serikat yang menolak memisahkan antara agama dan ilmu pengetahuan. Mereka juga bpendapat bahwa shalat memiliki sejumlah manfaat dibidang medis dan kedokteran.

Dalam sebuah konferensi tahunan yang dihadiri oleh 250 dokter, sebanyak 99 persen dokter menyatakan pasien mereka mendapatkan kesembuhan signifikan ketika dianjurkan melaksanakan shalat. Dalam konfernsi lain disebuah universitas di Amerika yang dihadiri 1000 orang praktisi dibidang kesehatan, juga ditegaskan adanya hubungan antara kesembuhan dengan shalat.

Ketika seseorang yang sakit berkomunikasi dengan Allah, maka kekebalah tubuhnya akan bertambah. Ini fakta ilmiah, karena kekebalan tubuh adalah sistem menakjubkan yang diciptakan Allah pada diri manusia untuk melawan segala penyakit. Sistem yang amat penting ini akan menguat dengan adanya kontak dan komunikasi dengan Allah. Dan sistem ini akan melemah jika seseorang dilanda kegelisahan dan kegundahan. Iman yang sesungguhnya juga merupakan sumber kesehatan.

Sejumlah fakta ilmiah membuktikan bahwa shalat dapat membantu meringankan berbagai penyakit, bahkan penyakit bandel sekalipun. Sebuah riset ilmiah juga menyimpulkan bahwa kesehatan akal pasien yang rajin melakukan shalat akan semakin membaik, karena mereka jarang terserang depresi. Selain itu, mereka juga tidak akan pernah berpikir untuk bunuh diri. Mereka juga sangat yakin kepada Allah dan pasrah pada kehendak-Nya.

“Katakanlah: ”Sekali-sekali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal” (QS.At-Taubah: 51)

Diriwayatkan dari Mu’adz, ia berkata, “Aku dibonceng Rasulullah naik seekor keledai bernama Ufair. Kemudian Rasulullah bersabda kepadaku, “wahai Mu’adz, tahukah kau apa saja hak Allah atas hamba-hamba-Nya, dan apa saja hak hamba atas Allah?

“Allah dan rasul-Nya yang lebih tahu,” jawabku
Beliau melanjutkan, “Hak Allah atas hamba-hamba-Nya adalah agar mereka menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Sedangkan hak hamba atas Allah adalah, agar Allah tidak mengazab orang yang tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun”

Lalu aku bertanya kepada beliau, “ Wahai Rasulullah, bolehkah aku beritahukan hal ini kepada orang-orang ?”
Beliau menjawab, “Jangan kau beritahu kabar gembira ini pada mereka sehingga mereka akan santai dan merasa percaya diri” (HR. Muttafaq ‘alaih)

Bagaimana aku takut kepada sembahan-sembahan yang kamu persekutukan (dengan Allah), padahal kamu tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan-sembahan yang Allah sendiri tidak menurunkan hujjah kepadamu untuk mempersekutukanNya. Maka manakah di antara dua golongan itu yang lebih berhak memperoleh keamanan (dari malapetaka), jika kamu mengetahui?

Allah memberikan kita hak yang harus ditunaikan-Nya, yaitu agar Dia tidak mengazab kita. Saat seorang mukmin berhubungan dengan Allah dan meta’atinya dalam segala bidang kehidupan, maka ia akan merasa aman dan damai di dunia. Allah berfirman, “

“Bagaimana aku takut kepada sembahan-sembahan yang kamu persekutukan (dengan Allah), padahal kamu tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan-sembahan yang Allah sendiri tidak menurunkan hujjah kepadamu untuk mempersekutukanNya. Maka manakah di antara dua golongan itu yang lebih berhak memperoleh keamanan (dari malapetaka), jika kamu mengetahui?”

Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.

Bagaimana aku takut kepada sembahan-sembahan yang kamu persekutukan (dengan Allah), padahal kamu tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan-sembahan yang Allah sendiri tidak menurunkan hujjah kepadamu untuk mempersekutukanNya. Maka manakah di antara dua golongan itu yang lebih berhak memperoleh keamanan (dari malapetaka), jika kamu mengetahui?

Melalui sejumlah riset dan penelitian, para ilmuan telah sampai pada kesimpulan bahwa pasien yang taat beragama dan menjalin hubungan dengan Allah, akan lebih cepat sembuh dan lebih sehat daripada orang yang jauh dari-Nya

Sumber : buku pintar SAINS DALAM AL-QURAN
karya Dr. Nadiah thayyarah
READ MORE - Pemisahan Antara Agama dan Ilmu Pengetahuan

Pendahuluan : Kedokteran Islami



Apakah yang dimaksud dengan kedokteran islami? Apakah ia merupakan cabang ilmu kedokteran yang tunduk pada kehendak Allah secara total. Atau teknik pengobatan yang berhasil ditempuh kaum muslimin secara sempurna. Atau ilmu kedokteran modern yang bersumber dari ajaran-ajaran Tuhan dan penerapannya sesuai dengan sumber-sumber tersebut?

Pada Muktamar Internasional Kedokteran Islami pertama di Kuwait tahun 1981 ditetapkan enam karakteristik dasar kedokteran islami, yaitu :
1. Kedokteran islami harus tunduk pada ajaran-ajaran dan etika Islam
2. Kedokteran islami harus rasional dan riil sehingga bisa diaplikasikan dengan baik
3. Kedokteran islami harus menyeimbangkan perhatiannya tehadap tubuh, akal, ruh, serta terhadap individu dan masyarakat.
4. Kedokteran islami harus bersifat universal sehingga bisa dipelajari oleh siapa saja dan manfaatnya dapat dirasakan oleh semua orang.
5. Metodologi kedokteran islami harus bisa dibuktikan secara ilmiah. Kesimpulan-kesimpulannya harus logis berdasarkan riset dan penelitian yang akurat.
6. Kedokteran islami harus unik dan istimewa, serta dapat mewujudkan apa yang tak dapat diwujudkan oleh teknik pengobatan lainnya.

Dalam muktamar itu juga disusun program penyembuhan terhadap berbagai penyakit yang tak bisa diobati. Dan pada 1986, program tersebut telah diaplikasikan di beberapa kota, diantaranya Panama, Florida, dan Dubai (Uni Emirat Arab).

Akhir-akhir ini bermunculan sejumlah penyakit yang dianggap sulit disembuhkan. Seperti kanker, penyakit kerapuhan kronis (chronic degeneration disease) yang menyerang persendian dan tulang, penyakit jantung, penyakit system saraf pusat, serta penyakit liver seperti hepatitis kronis dan cirrhosis dini. Selain itu, ada pula penyakit-penyakit seperti gangguan organ pernafasan, penyakit paru-paru kronis (chronic obstruction pulmonary disease), serta penyakit system kekebalan tubuh seperti rematik, arthritis, lupus, dan erythematic. Terakhir, ada sekelompok anak-anak yang menderita keterbelakangan mental dan beberapa gangguan genetik (genetic abnormality) lainnya.

Seluruh pasien yang menderita penyakit-penyakit di atas mengalami gejala yang sama, mereka gagal dalam merespons berbagai pengobatan medis modern. Sebagian malah ada yang tak bisa diobati sama sekali. Padahal pengobatan diatas mencakup berbagai bentuk dan teknik pengobatan, baik modern maupun alternatif.
Sebagaimana penderita kanker mendapatkan perawatan dengan menggunakan obat antikanker dan berbagai produk herbal yang menilai efek empiris melawan sel-sel kanker, maka kedokteran islami bertujuan untuk mengubah pola hidup pasien secara mendasar. Terutama dalam hal makanan, pikiran dan gaya hidup. Untuk itu, mereka harus dijauhkan dari berbagai dampak negative yang mungkin timbul akibat lingkungan yang buruk. Singkatnya, bagaimana mereka dapat menjalani kehidupan dengan cara yang lebih layak dan sesuai dengan ajaran-ajaran agama.

Dari beberapa petikan ayat Al-Qur’an dan hadits nabi, kami mendapatkan suatu pemahaman baru. Pemahaman tentang respon penyakit biologis dan mekanisme pengobatannya, dan pemahaman tentang hubungan antara penyakit kronis dan gangguan kekebalan tubuh. Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap kondisi kekebalan tubuh beberapa pasien yang menderita penyakit kronis di Dubai dan Panama, ditemukan adanya gangguan pada kekebalan tubuh mereka. Kadar gangguan ini berbeda-beda antara satu pasien dengan yang lainnya.

Kami juga mendapatkan pemahaman tentang hubungan antara penyakit kronis dengan perasaan negatif pada diri seseorang. Setiap pasien yang menderita penyakit kronis-baik parah atau tidak-memiliki perasaan negatif yang berlebihan. Perasaan negative ini tampak sebelum pasien didiagnosis. Saat gejala penyakit kronis timbul, perasaan negatif yang terlihatpun semakin bertambah.

Berdasarkan studi yang kami lakukan, ternyata lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an memiliki efek langsung dalam mengurangi kegelisahan dan depresi. Bahkan secara langsung atau tidak, memiliki efek dalam merangsang sistem kekebalan tubuh sehingga membantu proses penyembuhan. Efek ini terjadi dengan cara mendengarkan beberapa ayat Al-Qur’an, walaupun tanpa memahaminya. Efeknya semakin bertambah jika mendengarkan bacaan Al-Quran disertai pemahaman akan maknanya.

Efek penyembuhan ini tampak jelas dalam meningkatkan system kekebalan tubuh. Apalagi jika digunakan secara rutin sebagai salah satu metode pengobatan yang diterapkan kepada setiap pasien, baik muslim maupun nonmuslim.

Demikian pula dengan hadits tentang pengaruh madu terhadap kesembuhan manusia. Berbagai riset menyimpulkan bahwa madu berkhasiat meningkatkan system kekebalan tubuh. Juga hadits tentang habbah sauda’ (jintan hitam) yang menyatakan tumbuhan ini mengandung obat segala penyakit, kecuali kematian.

Hadits tentang habbah sauda’ diatas memunculkan dua pertanyaan yang mungkin belum terjawab. Pertama, apakah efek penyembuhan tumbuhan ini juga berlaku pada semua penyakit yang memiliki karakteristik berbeda-beda dan sebab-sebab yang beragam? Kedua, pengecualian ‘kematian’ dalam hadits diatas. Apakah mungkin terjadi karena setiap orang yang sudah mati tentu tidak membutuhkan habbah sauda’?

Pertanyaan pertama sudah terjawab. Melalui berbagai riset yang dilakukan dalam rentang waktu antara 1986-1987 telah dibuktikan adanya pengaruh katalis habbah sauda’ terhadap kekebalan tubuh. Dengan demikian, tumbuhan ini dapat membantu menyembuhkan berbagai penyakit. Habbah sauda’ juga dapat memulihkan pasien pascaoperasi dan membantu meminimalkan gangguan-gangguan pascaoperasi.

Pertanyaan kedua juga telah berhasil dijawab beberapa tahun berikutnya. Disimpulkan bahwa selama masih ada sedikit fungsi pada salah satu jaringan atau organ yang terserang penyakit, berarti masih ada harapan untuk sembuh total atau parsial. Disisi lain, apabila jaringan atau organ tersebut mati total dan kehilangan fungsinya, maka tak ada lagi kesempatan dan harapan terhadap berbagai upaya pengobatan apapun.

Sumber :
buku pintar : Sains dalam Al-Qur’an karya Dr. Nadiah Thayyarah
READ MORE - Pendahuluan : Kedokteran Islami