Hikmah dan Ilmu Zoologi pada Percakapan Nabi Sulaiman dan Koloni Semut dalam Al-Qur’an .



Diantara kelebihan yang Allah SWT berikan kepada Nabi Sulaiman adalah, dapat memahami bahasa binatang. Allah SWT berfirman, “Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, ‘Hai semut-semut, masuklah kedalam sarang-sarang kalian, agar kalian tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, karena mereka tidak menyadari,’” (QS. An-Naml [27]:18)

Mendengar perkataan semut itu, sulaiman tersenyum dan menyuruh pasukannya untuk menghindari lembah semut. Ayat ini tidak hanya menginformasikan keutamaan yang Allah anugerahkan kepada Sulaiman berupa kemampuannya memahami bahasa binatang. Namun, ada beberapa hal lain yang Allah isyaratkan, yaitu:

1. Isyarat Pertama : pada redaksi asli ayat tersebut, semut yang memberi perintah agar para semut masuk kedalam sarang mereka masing-masing disebut dengan namlatun(baca:namlah) artinya: semut betina atau semut ratu. Penelitian tentang kehidupan semut membuktikan, bahwa dalam satu koloni semut, terdiri dari: semut ratu, semut pejantan, dan semut pekerja. Penggunaan kata pada ayat tersebut yang menunjukkan bahwa yang memberi perintah adalah namlah (semut betina/ratu) sangat tepat dengan fakta sebenarnya. Di dunia semut, yang bertugas memberi perintah kepada seluruh semut yang ada dalam koloninya adalah semut ratu.
2. Isyarat kedua: ayat ini menggambarkan kekuatan insting hewan dalam membaca tanda-tanda bahaya. Manusia telah memanfaatkan insting hewan ini untuk membaca gejala-gejala alam seperti gunung meletus yang ditandai dengan turunnya hewan-hewan dari atas gunung ke bawah untuk menyelamatkan diri. Hal ini juga dijelaskan dalam hadits yang terdapat dalam Muwaththa’ Malik tentang keutamaan-keutamaan hari Jum’at. Rasulullah SAW bersabda, “ Kiamat akan terjadi pada hari jum’at… tidak ada satu makhluk pun di bumi, kecuali dia akan mendeteksi suara teriakan yang sangat keras dengan telinganya, sejak fajar hari Jum’at sampai terbitnya matahari, karena mereka takut terhadap hari Kimat; kecuali jin dan manusia.” Hadits ini, selain menginformasikan bahwa hewan memilki rasa takut yang lebih besar daripada manusia terhadap Hari Kiamat, juga menginformasikan hal yang sama seperti yang terdapat pada ayat ke-18 surah An-Naml di atas, bahwa hewan memiliki kemampuan lebih dari manusia dalam mendeteksi berbagai jenis bahaya dan bencana yang akan terjadi.

Sumber : Kerajaan Al-Qur'an, Menyelami Kekuasaan Allah Ta'ala Melalui Ayat-Ayat-Nya Karya Hudzaifah Ismail.

0 komentar:

Post a Comment