Satu Hati Dua Cinta





Suatu hari, Fudhail bin Iyad, duduk memangku anaknya yang berusia empat tahun.Sesekali dia mencium pipi anak itu sebagai ungkapan rasa sayangnya.Melihat kasih sayang yang ditunjukkan sang ayah, anak tersebut selanjutnya dengan polos bertanya,”Ayah, apakah engkau mencintai aku?”.
Fudhail kaget mendapatkan pertanyaan seperti itu dari anaknya.Dia kemudian menjawab,”Ya, anakku.Tentu, saja ayah sangat mencintaimu,”.
Sang anak kemudian melanjutkan pertanyaannya,”Apakah engkau mencintai Tuhan?” Fudhail kembali mengungkapkan jawaban yang sama,”Ya.”
Mendengar jawaban anaknya, ternyata pertanyaan sang anak tidak berhenti sampai disistu.Dia kemudian kembali bertanya,”Berapa hati yang ayah miliki?”
Dengan rasa penasaran yang menggunung akan maksud pertanyaan anaknya, Fudhail kemudian berkata
,”Satu.”
Sang anak kemudian bertanya lagi,”Dapatkah ayah mencintai dua hal dengan satu hati?”.Saat itu pula Fudhail terhenyak.Ia sadar yang berbicara bukanlah anak kecilnya yang lugu, melainkan zat Yang Mahakuasa.Merasa malu, ia mulai memukuli kepalanya dan bertobat.Sejak saat itu, ia hanya persembahkan hatinya untuk Tuhan.

0 komentar:

Post a Comment